Ilustrasi aplikasi digital “Laut Nusantara” untuk nelayan A plikasi smartphone bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan? Di...

Aplikasi smartphone bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan? Di era digital sekarang ini, tidak ada yang tidak mungkin. Termasuk memanfaatkan teknologi untuk nelayan yang inisiatifnya sebenarnya sudah dimulai cukup lama.
Para nelayan kecil telah menghadapi berbagai tantangan yang berbeda dalam beberapa dekade terakhir. Salah satunya adalah berkurangnya hasil tangkap mereka yang diakibatkan oleh overfishing.
Selain itu para nelayan tersebut juga harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar bensin dan berlayar lebih lama dari sebelumnya. Mereka juga harus berkompetisi dengan kapal-kapal besar yang melakukan illegal fishing. Dengan kondisi tersebut, semakin sulit nelayan tradisional untuk berkembang.
Beberapa hal tersebut yang mendasari pemanfaatan teknologi yang diharapkan bisa membantu taraf hidup para nelayan. Berdasarkan pengamatan saya, pemanfaatan teknologi untuk nelayan yang cukup mendapat sorotan di Indonesia adalah saat XL meluncurkan aplikasi mFish pada 2015 silam.
Inisiatif mFish sebenarnya diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada Konferensi Our Ocean pada 17 Juni 2014 sebagai suatu gagasan dalam menyambungkan para nelayan dengan pasar. Selanjutnya mereka bekerjasama dengan startup Tone hingga menghasilkan aplikasi mFish.
Walaupun ini adalah inisiatif dari Amerika Serikat, pilot project mFish justru dilakukan di Indonesia. Tepatnya di kampung nelayan Ampenan, Lombok.

mFish merupakan aplikasi terintegrasi yang memberikan informasi mengenai cuaca, keberadaan plankton, ketinggian ombak, mengecek harga, mengontrol kapal nelayan ilegal dan menjadi sarana komunikasi antar nelayan.
Untuk menggelar layanannya di Indonesia, Tone bekerjasama dengan XL Axiata dan Kemkominfo. Tahap awal, mFish baru dikembangkan untuk para nelayan Lombok, Demak dan Tegal di mana sekitar 18 ribu nelayan akan menggunakan aplikasi ini.
Saya tidak tahu sampai sejauh mana perkembangan aplikasi tersebut saat ini karena informasi yang tertera di website pun terbatas.
Pada bulan Oktober ini, saya baru mengetahui ada aplikasi lainnya untuk nelayan. Namanya adalah aplikasi Laut Nusantara yang kali ini dikembangkan seratus persen oleh anak bangsa.
Aplikasi Laut Nusantara adalah kolaborasi antara Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta lagi-lagi dengan XL Axiata. Entah kenapa kok XL lagi yang tertarik mendukungnya, bukan operator lain.
Aplikasi digital yang mendapatkan dukungan penuh dari BROL untuk data kelautanini diharapkan bisa membantu meningkatkan produktivitas dan keamanan kerja masyarakat nelayan Indonesia.
Informasi yang terdapat di Aplikasi Laut Nusantara mencakup aspek-aspek yang paling dibutuhkan oleh nelayan kecil, baik mengenai wilayah tangkapan, informasi sebaran ikan di pelabuhan, hingga kondisi cuaca di laut.
Kepala BROL, Dr. I Nyoman Radiarta, M.Sc mengatakan, “Aplikasi Laut Nusantara ini memiliki basis data yang lengkap yang akan sangat bermanfaat bagi para nelayan kita di seluruh wilayah Indonesia.”
Selain informasi mengenai keberadaan ikan di lautan, juga ada informasi mengenai kondisi cuaca yang cukup lengkap yang akan menjadi panduan sekaligus peringatan bagi para nelayan untuk mempertimbangkan keselamatannya.
“Aplikasi ini kami bangun terutama bagi para nelayan kecil perorangan yang selama ini sangat mengandalkan hasil tangkapan untuk menopang kehidupan keluarganya sehari-hari. Kami berharap, aplikasi ini benar-benar bisa membantu saudara-saudara nelayan kita untuk bisa menikmati kekayaan laut Nusantara di era digital,” kata Nyoman Radiarta.
Nah, mengapa XL lagi yang mendukungnya? Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya mempunya jawabannya. Menurutnya, XL Axiata tetap memegang komitmen untuk memberikan perhatian khusus bagi kaum nelayan. Pihaknya selalu ingin bisa membangun suatu sarana digital yang bisa membantu para nelayan.
“Dasar pemikirannya sederhana, kita negara kepulauan dengan wilayah laut sangat luas, belasan ribu pulau, serta garis pantai terpanjang di dunia. Nenek moyang kita pernah berjaya karena mampu memanfaatkan laut secara maksimal, namun kini masih banyak masyarakat kita menjalani kehidupan yang keras dan sulit sebagai nelayan. Melalui teknologi digital, XL Axiata tak akan lelah meningkatkan kontribusi membantu nelayan Indonesia,” ujarnya.
Yessie memaparkan, aplikasi “Laut Nusantara” ini dibangun selama kurang lebih 5 bulan.Yang membedakan aplikasi “Laut Nusantara” dengan aplikasi sebelumnya (mFish) adalah basis informasi yang lebih lengkap dan real time, serta sumber data sepenuhnya disuplai oleh data resmi dari BROL.

Sebagai lembaga riset dan observasi kelautan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, BROL memiliki data kelautan yang sangat lengkap dan sangat berguna untuk pengembangan di bidang kelautan, termasuk manfaat praktis bagi nelayan kecil.
Data-data dari BROL juga up to date dan berdasarkan riset dan observasi laut di seluruh wilayah nusantara. Semua informasi kelautan yang terdapat dalam Aplikasi Laut Nusantara ini didapat secara langsung dari stasiun bumi Balai Riset dan Observasi Laut, sehingga tidak diragukan keakuratannya. Updating data dilakukan setiap tiga hari berdasarkan data dari satelit khusus.
Sementara itu, data yang bersifat prakiraan berdasarkan analisa data selama 20 tahun ke belakang. Tim XL Axiata dan BROL sebelumnya sudah melakukan penelitian dan survey ke sejumlah komunitas nelayan di berbagai daerah untuk mengetahui kebutuhan mereka terkait informasi seputar aktivitas penangkapan ikan.
Aplikasi “Laut Nusantara” ini ternyata sudah tersedia mulai 30 Agustus 2018. Masyarakat nelayan di seluruh Indonesia bisa mengunduhnya di Play Store secara gratis melalui smartphone Android dengan menggunakan operator layanan data. Aplikasi ini bisa dipergunakan oleh nelayan saat melaut sejauh smartphone mereka masih bisa menangkap sinyal data dari operator.
Baca juga: Aplikasi “Laut Nusantara” Mudahkan Nelayan Cari Ikan Secara Real Time
Berdasarkan ujicoba di sejumlah daerah, aplikasi masih bisa dibuka hingga jarak 10 mil dari pantai. Jarak ini masih sangat relevan mengingat nelayan kecil, dengan perahu berjungkung dan bentuk perahu tradisional berukuran kecil lainnya memiliki daya jangkau rata-rata kurang dari 20 mil laut.
Selain informasi berbasis data untuk meningkatkan produktivitas kerja, aplikasi Laut Nusantara juga menyajikan informasi yang bersifat edukasi mengenai potensi dan isu kelautan lainnya. Informasi dan data tersebut antara lain mencakup keberadaan terumbu karang, pelestarian biota laut, hingga ancaman pencemaran. XL Axiata dan BROL akan terus mengembangkan aplikasi ini sehingga manfaatnya bisa menjadi lebih luas lagi.
Semoga kesejahteraan nelayan semakin meningkat ya.
COMMENTS