Antara Radit dan Jani dengan Rudi dan Jeni memang memiliki kemiripan. Susunan hurufnya mirip, R&J, Mereka juga sama-sama terkenal, set...
Antara Radit dan Jani dengan Rudi dan Jeni memang memiliki kemiripan. Susunan hurufnya mirip, R&J, Mereka juga sama-sama terkenal, setidaknya untuk dunianya masing-masing saat ini. Namun, mereka tetap memiliki perbedaan yang jelas. Om Rudi atau sering menyebut dirinya Sir Mbilung Mac Ndobos, siapa sih blogger yang gak kenal dirinya? Begitu juga dengan Neng Jeni. Mereka adalah keluarga seleb blogger yang berbahagia dan sugih logah lagih :D.
Lain lagi dengan Radit dan Janit mereka adalah pasangan yang bahagia, namun sebenarnya menderita. Atau sebaliknya, menderita, namun menurut mereka bahagia. Itulah setidaknya sekelumit kesan tentang Radit dan Jani, ketika tadi malam diundang oleh Mbak Mandy (semoga gak salah link) dari IFI untuk menghadiri Gala Premiere film Radit dan Jani di XXI Plasa Senayan.
Berangkat dari rumah menuju TKP, saya tidak mengharapkan apa-apa dari film ini. Saya siap untuk kecewa dan juga siap untuk puas. Karena, walaupun saya pecinta film, namun jarang nonton film Indonesia. Entahlah, kenapa saya lebih menyukai film produksi asing yang memang memiliki kualitas bagus daripada nonton film lokal yang terlalu dipenuhi oleh sampah. Untunglah, kesiapan saya untuk kecewa tidak tercapai dan terganti dengan kepuasan menonton film ini sampai akhir cerita. Dengan tidak lupa memberikan applaus ketika film selesai.
Sudahlah ngomongin MVP, sekarang ngomongin Radit dan Jani yang diproduseri oleh IFI (Investasi Film Indonesia). Dari kredit filmnya, saya melihat nama-nama Indonesia dan tidak ada yang berbau India. Syukurlah, paling tidak kalau ini dibuat oleh orang-orang Indonesia, pasti punya niatan untuk memajukan industri perfilman di Indonesia. Apalagi film ini disutradarai oleh Upi, yang juga pernah menyutradarai film keren Realita Cinta Rock n Roll. Film keren? kata temen-temen sih, soalnya aku juga cuman nonton sekilas film ini. hehhehee.
Perlu diketahui, film yang dibintangi oleh Vino G Bastian dan Fahrani ini ratingnya adalah 'DEWASA'. Jadi tidak cocok untuk anak kecil atau ABG, istilahnya mungkin 18+. Film ini dari awal sampai akhir memang penuh dengan umpatan-umpatan seperti "Tahi, Anjing, Bangsat". Selain itu, gaya hidup urakan tentu bukanlah tontonan yang pas bagi yang belum dewasa untuk menyaring mana yang benar dan mana yang salah.
Saya tidak mencoba menceritakan alur cerita film karena blog-blog lain seperti di sini, di sana, di situ dan sebagainya juga sudah banyak yang menulis, jadi tulisan ini masuk dalam kategori Basbang. :D.
Tapi yang jelas, film ini bagus, menarik, layak tonton. Walaupun alur terasa lambat sehingga terkadang terasa membosankan. Namun, it's Okelah dan film ini membuka tahun 2008 dengan penuh harapan bahwa di tahun ini semoga bioskop Indonesia tidak lagi dijejali film horror sampah atau film cinta kacangan.
Di film ini, saya pantas memberikan acungan dua jempol kepada Vino G Bastian yang memerankan tokoh Radit dengan sempurna. Begitu juga dengan Fahrani yang terlihat begitu pintar menyelami perannya sehingga bisa mengimbangi akting Vino.
Tapi anehnya, dari yang aku baca-baca di review yang lain ataupun sinopsinya. Mereka itu sebagai pasangan yang nekat menikah ya? Padahal kalau aku melihat dari ceritanya, mereka lebih ke hubungan kumpul kebo. Cinta terlarang. Walaupun sering beberapa kali memanggil istri, tapi itu lebih ke hubungan kasih sayang apalagi Jani memang telah hamil. Ketika mereka berpisah, juga tidak ada cerai-ceraian...upssss...ketahuan deh akhir ceritanya..hihihihhi
Aku suka dengan film ini, yang walaupun sarat dengan kebrutalan, tapi masih menyimpan pesan moral. Karena aku akan sangat mudah mengatakan suatu film itu jelek jika tidak memiliki pesan moral yang jelas atau hanya sekedar untuk hiburan belaka.
Salah satu pesan moralnya, mirip seperti yang ditulis Kyai Kolonel Balibul pada Hikmah Perang Tarif: ” Intine kui ojo dadi wong susah, opo meneh melarat ! ” kata bangsari. :lol:
Pesan lain yang bisa ditangkap cukup banyak, seperti bagaimana seharusnya orang tua itu menyikapi kenakalan remaja dengan bijak. Bukan dengan egois yang akhirnya malah bisa menjauhkan si anak dengan keluarga. Orang tua juga harus menjaga anaknya dari pergaulan bebas. Pesan lainnya, Jangan gunakan Narkoba!
Dan pesan yang paling utama dari film ini adalah:
Jangan meniru adegan-adegan dalam film ini, Bodoh.......
COMMENTS