Ndeso, tentu semua sudah sangat akrab dengan istilah yang kurang lebih berarti kampungan, norak atau udik ini. Istilah ndeso semakin dipopul...
Ndeso, tentu semua sudah sangat akrab dengan istilah yang kurang lebih berarti kampungan, norak atau udik ini. Istilah ndeso semakin dipopulerkan oleh Tukul Arwana. Orang yang ndeso biasanya akan cepat kagum atau takjub terhadap sesuatu hal yang baru dirasakannya. Ketika memasuki tempat yang mewah, terkadang orang ndeso akan merasa kikuk, bingung tolah toleh seperti orang kesasar namun takut untuk bertanya. Akibatnya, satpam akan mendekati dan menanyakan ada yang bisa dibantu.
Berbeda dengan orang yang mengaku dirinya anak perkotaan, gaul, modern atau apalah. Mereka itu gayanya sangat trendi, pakaiannya mahal merk internasional yang mungkin belinya di Singapura. Memakai mobilnya wah untuk pergi ke tempat-tempat berkelas yang biasa dijadikan hangout. Tentu mereka memiliki gadget yang canggih serba high-tech. Henpon satu terasa tidak cukup, kalau perlu tiga, empat atau lima sekalian. Notebooknyapun akan memakai merk kelas atas yang menjadi trend lifestyle masa kini. Belum lagi dengan aksesori atau gadget lain yang menempel seperti kamera digital, music player, dan sebagainya.
Pernah dengar cerita dan baca di milis, kampus di Jepang penuh dengan sepeda. Tak terkecuali dekan atau rektor sekalipun akan bersepeda. Pemilik perusahaan Honda konon tinggal di apartemen sederhana, rumah susun mungkin. Ketika beberapa pengusaha Jepang ingin memberikan "bantuan" pinjaman kepada pemerintah Indonesia, merkea menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan di jemput yaitu pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu Mercy. Woww!!!
Naik sepeda atau angkutan umum memang sudah lumrah di Jepang. Tidak peduli apakah dia itu seorang pejabat tinggi atau rakyat biasa, semua terbiasa naik. Katanya, sulit untuk membedakan tingkat ekonomi seseorang di Jepang jika dilihat dari penampilan, baju, kendaraan atau rumahnya. Baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatan diperusahaannya.
Katanya lo, di Jepang itu jarang lo orang yang memakai HP canggih macam Communicator. Sedangkan menurut data, konsumen terbesar dari Communicator berada di Indonesia. Pada saat Launching saja, ratusan orang rela antre untuk mendapatkan produk tersebut. Yaaaa... bisa jadi karena orang kaya di Indonesia memang banyak, apalagi penduduknya ratusan juta. Tapi yang miskin???
Pernah dengar kisah, Gubernur Sa'ad bin Amir al-Jumahi pernah didemo rakyatnya tentang tiga perkara. Diantaranya adalah tidak keluar menemui rakyatnya ketika matahari mulai meninggi dan dalam sebulan ada satu hari yang ia tidak bisa ditemui.
Setelah diusut oleh Khalifah Umar bin Khatab, akhirnya Sa'ad menjawab apa yang didemokan warganya tersebut.
"Keluargaku tidak mempunyai pembantu, sehingga aku ikut membuat adonan roti hingga jadi. Setelah itu, aku berwudlu dan menemui mereka. Aku tidak memiliki pelayan untuk mencuci pakaian, pada satu hari itu aku mencuci pakaian dan menunggu hingga kering. Setelah itu barulah menemui mereka di penghujung siang," ungkap Sa'ad. Umar bin Khatab bahkan telah menyusahkan dirinya dengan mengharamkan keluarganya dari kesenangan. Bahkan dia akan cukup bahagian seandainya bisa selamat walau tanpa pahala sekalipun.
Ahh... Jadi Pemimpin kok mau-maunya hidup menderita, contoh dong Pemimpin atau pejabat tinggi di Indonesia.
Berikut ini beberapa life style masa kini yang saya kutip dari milis:
Berbeda dengan orang yang mengaku dirinya anak perkotaan, gaul, modern atau apalah. Mereka itu gayanya sangat trendi, pakaiannya mahal merk internasional yang mungkin belinya di Singapura. Memakai mobilnya wah untuk pergi ke tempat-tempat berkelas yang biasa dijadikan hangout. Tentu mereka memiliki gadget yang canggih serba high-tech. Henpon satu terasa tidak cukup, kalau perlu tiga, empat atau lima sekalian. Notebooknyapun akan memakai merk kelas atas yang menjadi trend lifestyle masa kini. Belum lagi dengan aksesori atau gadget lain yang menempel seperti kamera digital, music player, dan sebagainya.
Pernah dengar cerita dan baca di milis, kampus di Jepang penuh dengan sepeda. Tak terkecuali dekan atau rektor sekalipun akan bersepeda. Pemilik perusahaan Honda konon tinggal di apartemen sederhana, rumah susun mungkin. Ketika beberapa pengusaha Jepang ingin memberikan "bantuan" pinjaman kepada pemerintah Indonesia, merkea menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan di jemput yaitu pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu Mercy. Woww!!!
Naik sepeda atau angkutan umum memang sudah lumrah di Jepang. Tidak peduli apakah dia itu seorang pejabat tinggi atau rakyat biasa, semua terbiasa naik. Katanya, sulit untuk membedakan tingkat ekonomi seseorang di Jepang jika dilihat dari penampilan, baju, kendaraan atau rumahnya. Baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatan diperusahaannya.
Katanya lo, di Jepang itu jarang lo orang yang memakai HP canggih macam Communicator. Sedangkan menurut data, konsumen terbesar dari Communicator berada di Indonesia. Pada saat Launching saja, ratusan orang rela antre untuk mendapatkan produk tersebut. Yaaaa... bisa jadi karena orang kaya di Indonesia memang banyak, apalagi penduduknya ratusan juta. Tapi yang miskin???
Pernah dengar kisah, Gubernur Sa'ad bin Amir al-Jumahi pernah didemo rakyatnya tentang tiga perkara. Diantaranya adalah tidak keluar menemui rakyatnya ketika matahari mulai meninggi dan dalam sebulan ada satu hari yang ia tidak bisa ditemui.
Setelah diusut oleh Khalifah Umar bin Khatab, akhirnya Sa'ad menjawab apa yang didemokan warganya tersebut.
"Keluargaku tidak mempunyai pembantu, sehingga aku ikut membuat adonan roti hingga jadi. Setelah itu, aku berwudlu dan menemui mereka. Aku tidak memiliki pelayan untuk mencuci pakaian, pada satu hari itu aku mencuci pakaian dan menunggu hingga kering. Setelah itu barulah menemui mereka di penghujung siang," ungkap Sa'ad. Umar bin Khatab bahkan telah menyusahkan dirinya dengan mengharamkan keluarganya dari kesenangan. Bahkan dia akan cukup bahagian seandainya bisa selamat walau tanpa pahala sekalipun.
Ahh... Jadi Pemimpin kok mau-maunya hidup menderita, contoh dong Pemimpin atau pejabat tinggi di Indonesia.
Berikut ini beberapa life style masa kini yang saya kutip dari milis:
- Orang bisa antri raskin sambil pegang hp
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli tv dan kulkas
- Orang kampung mabok patungan Orang bule mabuk kelebihan uang
- Lagi mabok muntah keluar kangkung, genjer toge
- Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
- Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang mo beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
- Ijzah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih intensive keluar masuk Mc Donald
- Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan. Jadi masih sempat ngurusin kulit bulat diisi angin
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif maka harus bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu jin tomang bisa digandeng
COMMENTS