IGOS Summit 2 baru saja kelar . Setelah selama dua hari digelar di JaCC Kebong Kacang, Jakarta (27–28/5). Acara ini merupakan deklarasi ula...
IGOS Summit 2 baru saja kelar . Setelah selama dua hari digelar di JaCC Kebong Kacang, Jakarta (27–28/5). Acara ini merupakan deklarasi ulang atau mungkin lebih pasnya pemantapan kembali deklarasi IGOS Summit yang dulu pernah dikukuhkan oleh lima departemen. IGOS Summit yang pertama kurang mantap? Mungkin. Sekarang sudah ada 18 instansi yang ikut deklarasi kedua ini.
Tapi, apakah sudah mantap? Ya. Mereka telah mantap untuk mendeklarasikan IGOS Summit 2 dengan penggunaan sofware legal. Jadi, terserah apakah Open Source atau Proprietary, yang penting legal. Dua-duanya didukung pemerintah dan berharap bisa saling menjembatani, tidak perlu lagi ada pertentangan. Eh…tunggu-tunggu… ini acara “Be Legal Summit” apa IGOS Summit ya? Entahlah, seharusnya yang lebih tepat adalah “Be Legal Summit”. Karena kalau IGOS Summit, berarti mereka sudah mantap memilih Open Source.
“Mungkin, IGOS Summit 2 ini hanyalah sekedar seremonial saja,” kata Onno W. Purbo ketika sedang berbincang-bincang di acara IGOS Summit tersebut.
Mungkin ada benarnya juga yang dibilang pak Onno. Dan agar terlihat bahwa itu adalah acara untuk kalangan “Open Source”, maka acara-acara maupun peserta adalah dari kalangan komunitas Open Source. Menkominfo M.Nuh pada sambutannya juga memberikan ide untuk membuat duta besar atau ambassador Open Source. Pak Menteri ini memang rada nyentrik, dulu pas pesta blogger juga pernah menantang blogger untuk membuat semacam Mars Blogger dengan hadiah laptop. Saya sendiri tidak tahu kelanjutannya.
Ambassador agar lebih menarik biasanya adalah cewek yang muda, smart, cantik. Cari-cari-cari, akhirnya terpilihlah Betty Alisyahbana, mantan orang nomor satu di IBM yang sekarang memiliki portal QBHeadlines. Saya tahunya informasi ini dari feha. Pemilihan beliau sebagai duta besar Open Source saya kira juga cukup tepat. Mengingat jam terbangnya yang sudah cukup tinggi di industri TI dalam negeri dan membawa IBM menjadi salah satu perusahaan paling diidamkan banyak orang.
Seberapa jauh keefektifan duta besar ini? Saya belum tahu. Semoga saja bukan merupakan kelatahan dimana sekarang memang sedang musimnya duta besar. Segala sesuatu memakai duta besar.
Nah, sekarang sudah terlihat dengan jelas bahwa pemerintah “mendua”. Mendukung baik Open Source maupun Proprietary. Tapi, saat ini sepertinya masih kurang adil. Karena deklarasi yang ada baru IGOS (Indonesia Go Open SOurce!). Seharusnya kalau pemerintah memang mendua, maka jangan setengah-setengah. Pemerintah juga sebaiknya mendeklarasikan IGOP (Indonesia Go Proprietary!).
Dengan adanya IGOS dan IGOP, maka semakin terlihat bahwa pemerintah memang mendukung keduanya. Selain itu, jika ada IGOP, saya sangat yakin pemerintah akan mendapat dukungan yang sangat besar dari Microsoft. Vendor tersebut akan mau mengeluarkan “bantuan” yang cukup besar dengan dalih mencerdaskan kehidupan bangsa lewat teknologi.
Terutama adalah bantuan kepada sekolah-sekolah, sehingga ketika mereka sudah memasuki dunia kerja, maka akan terjadi ketergantungan terhadap produk yang proprietary. Ini tentu sangat menguntungkan bagi Microsoft dan perusahaan sejenisnya. Jadi, tidak masalah kalau mereka keluar uang duluan atau investasi dimana nanti pasti akan memetik hasilnya.
Pada acara IGOS SUMMIT 2 kemarin, kan juga sudah menetapkan duta besar baru untuk Open Source, yaitu ibu Betty. Maka agar program IGOP ini sukses dan menarik, perlu juga pemerintah mencari duta besar untuk Proprietary software.
Secara tidak sengaja, saya iseng-iseng main ke wikinya Cah Andong. Cukup surprise bahwa ternyata salah satu blogger kita ada yang sudah menjadi Ambassador Microsoft. Siapa lagi kalau bukan Alex. Sesuai dengan halaman “About Me” di blognya, Alex memang Microsoft Student Ambassador. Dulunya, dia adalah aktivis Linux di Jogjakarta. Bahkan sempat menjadi koordinator KSL di kampusnya. Tapi, idealis sekarang memang sudah gak penting lagi. Sehingga berganti “mahzab” merupakan hal yang wajar.
Microsoft, seperti yang kita tahu adalah perusahaan software terbesar di dunia yang berpaham proprietary. Jadi, Alex mungkin bisa masuk sebagai nominasi.
Tapi menurut Anda, apakah Alex tepat jadi ambassador Proprietary, ataukah ada calon lain?
Entah siapa yang akan jadi ambassador nantinya, karena IGOP baru sebatas wacana yang saya gulirkan. Belum tahu apakah ini akan berjalan atau tidak. Dan saya kira, ini cukup adil kan? Inisiatif yang adil bila pemerintah memang tidak mau memilih OPen Source sebagai pilihan utamanya.
Dan jika memang berjalan, saya yakin dukungannya akan sangat besar. Instansi pemerintah yang ikut mendeklarasikan saya kira tidak cuma 18 seperti di IGOS Summit 2, tapi mungkin sampai ratusan. Karena proyek-proyek TI yang menggunakan software proprietary biasanya sangat menggiurkan. Banyak uang yang mengalir. Tentu, ini akan menguntungkan dua belah pihak, kan?
COMMENTS