[caption id=”attachment_207" align=”alignleft” width=”300" caption=”Peluncuran Google Search Appliance dan Google Mini untuk Indon...
[caption id=”attachment_207" align=”alignleft” width=”300" caption=”Peluncuran Google Search Appliance dan Google Mini untuk Indonesia. (photo1i.blogspot.com)”]
[/caption]
Saya menulis artikel ini dengan perasaan kecewa. Bagaimana tidak? Semingguan yang lalu, saya ditelepon oleh PR Agency yang mengundang saya ke suatu acara yang katanya adalah peluncuran Google buka kantor cabang di Indonesia. Tentu saya sangat senang mendengar informasi tersebut, bahkan sebelum hari H peluncuran (hari ini), kemarin saya sudah dengan pede posting informasi tersebut. Karena biasanya kalau diundang acaranya juga sesuai dengan yang diomongkan. Bahkan sebelum menulis itupun saya juga sempat menanyakan kepada teman yang diundang, teman saya juga seperti itu isi undangannya. Saya berusaha untuk telpon kembali mbak PR nya, tapi sayang sekali handphonenya tidak diangkat mungkin karena sibuk. Akhirnya beranilah saya publish artikel tersebut dengan suka cita, berharap Google akan ikut memberi kontribusi besar bagi perkembangan teknologi di Indonesia dan harapan-harapan yang lain (siapa tahu hire saya..hihihi).
Untuk itulah tadi pagi saya berangkat ke TKP dengan penuh semangat. Tapi ketika sampai di depan absensi, saya merasakan ada suatu hal yang diluar ekspektasi saya. Di samping banner Google, ada juga banner suatu vendor yang saya juga masih belum familiar. Saya mengisi daftar absen dan diberi goodybag berisi press release, CD modul acara dan gantungan tagname. Itupun terpaksa saya berikan ke teman yang tidak kebagian dan butuh mendesak. Kemudian saya baca modul press release itu, dan terkuaklah semuanya. Informasi dari PR sebelumnya yang menyebutkan bahwa Google buka kantor cabang di Indonesia hanyalah rumor! Isu untuk menarik perhatian agar kami datang. Karena yang benar adalah Google saat ini belum berkantor di Indonesia. Google hanya jualan produk dengan menunjuk salah satu reseller yaitu EBConnection.
Saya pun memasuki ruangan yang sudah diisi dengan acara-acara presentasi dengan narasumber orang Google, tentu menggunakan bahasa Londo. Walaupun kata orang yang ikut seminar isi bahasannya cukup menarik, tapi saya agak kurang mengerti karena mungkin bahasan terlalu enterprise dan tentu bahasa asing tersebut yang membuat saya harus ekstra konsentrasi jika ingin mengerti. Selain itu, saya memang sudah kurang respek karena mungkin ekspektasi saya yang terlalu besar sebelumnya.
Usai coffebreak saya keluar dari acara, duduk-duduk saja diluar bareng temen-temen karena acara yang penting bagi kami juga belum dimulai. Usai makan siang, saya berniat mengikuti acara inti, ahh… tapi sayang saya ada kewajiban lain yang membuat saya harus keluar dari acara tersebut, sehingga saya kurang tahu persis apa saja yang akan dilakukan Google dengan masuk ke Indonesia lewat reseller dan juga rencana-rencana ke depannya.
Sampai di luar, hujan deras sudah menanti. Tapi karena sudah ada janji sebelumnya, saya pun meneruskan langkah menerobos hujan yang cukup pekat. Di tempat tersebut, saya sempat bertemu dengan Pak Didi Nugrahadi, founder Inmark yang membawahi Dagdigdug yang juga merupakan salah satu founder DetikCom. “Tadi baru dari Google ya?” tanyanya. Dooohhh… saya menjawab iya. Kemudian menjelaskan kejadian sebenarnya kepada beliau. Saya mohon maaf jika tulisan saya tersebut ternyata hanyalah rumor :(.
Kembali ke topik, dari acara tersebut, hanya sedikit informasi yang saya peroleh yaitu penunjukan PT. EBConnection sebagai reseller oleh Google untuk menjual produk enterprisenya yaitu Google Search Appliance dan Google Mini. Perusahaan yang ada di Indonesia kini bisa menggunakan teknologi pencarian Google untuk melakukan pencarian dalam seluruh konten internal mereka, termasuk intranet, database, aplikasi bisnis dan website publik perusahaan.
Menurut informasi, Google Search Appliance dapat mengindeks hingga 10 juta dokumen dalam satu kotak, dan fitur-fitur keamanannya menjamin bahwa masing-masing pengguna hanya dapat mencari informasi yang diijinkan untuk mereka lihat. Google Search Appliance dijual dengan harga mulai US$45.000 (MSRP) untuk mencari hingga 500.000 dokumen. Sementara itu Google Mini didesain untuk pencarian di website dan lingkup departemen, atau untuk memungkinkan perusahaan berskala kecil untuk manambahkan mesin pencari Google ke dalam jaringan korporat mereka. Google Mini tersedia dalam berbagai versi, yang paling murah dapat melakukan pencarian hingga 50.000 dokumen dengan harga US$4.500 — termasuk semua hardware, software dan dukungan selama 2 tahun. Versi-versi tambahan melakukan pencarian hingga 100.000, 200.000 atau 300.000 dokumen.
Dari bincang-bincang singkat saya dengan Putranto Yuwono dari EBConnection, pelanggan pertama yang akan menggunakan layanan tersebut adalah Bank BNI. Ketika ditanya apakah mereka merupakan reseller ekslusif dari Google di Indonesia, Putranto hanya menjelaskan bahwa EBConnection hanyalah reseller pertama yang ditunjuk. Sepertinya tidak esklusif, itupun hanya menjual produk enterprisenya Google.
Apakah nantinya Google akan berkantor di Indonesia? Kita tunggu saja. Tapi ketika bertemu dengan Pak Didi Nugrahadi tadi, beliau bilang bahwa kompetitor Google yaitu Yahoo! sangat gencar di Indonesia dan kemungkinan akan membuka kantor cabang di Indonesia. Ahhh.. semoga bukan rumor lagi :)
Trus, memangnya kenapa sih kalau para raksasa online tersebut berkantor di Indonesia? Tidak apa-apa. Harapannya tentu mereka akan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Tapi yang jelas, para raksasa online asing tersebut akan mendapatkan keuntungan besar, semakin banyak uang yang kita buang ke Amerika. Hihihi… Ya hitung-hitung ikut membantu pemasukan ekonomi Amerika yang saat ini sedang amburadul. Padahal Indonesia sendiri ekonominya juga masih amburadul :D.
COMMENTS