[caption id="attachment_499" align="aligncenter" width="300" caption="Remaja China yang asyik bermedia so...
[caption id="attachment_499" align="aligncenter" width="300" caption="Remaja China yang asyik bermedia sosial di Weibo"]
[/caption]
Diblokirnya Facebook dan Twitter tak membuat anak muda China putus asa untuk bergaul di jejaring sosial. Kondisi tersebut justru menjadi peluang besar bagi developer lokal untuk membangun layanan serupa. Kini di China telah ada Renren sebagai alternatif Facebook dan Weibo yang mirip Twitter. Weibo menjadi yang paling disukai dengan pengguna mencapai 195 juta. Bandingkan dengan Twitter yang untuk mencapai angka tersebut harus bersusah payah memastikan layanan tersedia dengan baik di tingkat global. Sementara Weibo yang cukup meng-copy ide Twitter hanya menyediakan layanan lokal, tetapi jumlahnya bisa sebanding. Ini sangat dimungkinkan karena besarnya populasi China yang penduduknya 1,3 milyar dengan pelanggan selular dan internet mencapai 800 juta.
Masyarakat China, khususnya anak muda sangat bangga dengan layanan lokal Weibo dan Renren. Ellen Zhang Yuan contohnya. Mahasiswa yang menempuh S2 Jurnalistik di University Of China ini tiap hari rajin update status, upload foto dan sebagainya dalam berinteraksi di Weibo. Seperti kebanyakan anak muda, status updatenya adalah tentang keseharian. “Belum fokus di topik tertentu, lebih banyak tentang keseharian seperti ketika bareng teman-teman, makan di kafe, nonton film dan sebagainya,” kata gadis berumur 23 tahun ini sambil menyicipi hidangan lezat di Restoran Baijia Dayuan, Beijing.
Kisah sukses Weibo, Renren hingga mesin pencari Baidu di China seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Dengan penduduk sekitar 240 juta dan pelanggan selular hampir 200 juta, seharusnya tak sulit untuk meraih jumlah pengguna yang banyak. Tantangan bagi pengembang untuk membuat aplikasi handal. Sudah ada beberapa layanan media sosial buatan anak bangsa, tetapi belum ada yang revolusioner atau membuat terobosan. Tak harus dengan tindakan ekstrim blokir internet seperti di China, tetapi semua pihak baik pemerintah, kalangan industri dan pengguna harus mendukung konten lokal berkualitas.
Diblokirnya Facebook dan Twitter tak membuat anak muda China putus asa untuk bergaul di jejaring sosial. Kondisi tersebut justru menjadi peluang besar bagi developer lokal untuk membangun layanan serupa. Kini di China telah ada Renren sebagai alternatif Facebook dan Weibo yang mirip Twitter. Weibo menjadi yang paling disukai dengan pengguna mencapai 195 juta. Bandingkan dengan Twitter yang untuk mencapai angka tersebut harus bersusah payah memastikan layanan tersedia dengan baik di tingkat global. Sementara Weibo yang cukup meng-copy ide Twitter hanya menyediakan layanan lokal, tetapi jumlahnya bisa sebanding. Ini sangat dimungkinkan karena besarnya populasi China yang penduduknya 1,3 milyar dengan pelanggan selular dan internet mencapai 800 juta.
Masyarakat China, khususnya anak muda sangat bangga dengan layanan lokal Weibo dan Renren. Ellen Zhang Yuan contohnya. Mahasiswa yang menempuh S2 Jurnalistik di University Of China ini tiap hari rajin update status, upload foto dan sebagainya dalam berinteraksi di Weibo. Seperti kebanyakan anak muda, status updatenya adalah tentang keseharian. “Belum fokus di topik tertentu, lebih banyak tentang keseharian seperti ketika bareng teman-teman, makan di kafe, nonton film dan sebagainya,” kata gadis berumur 23 tahun ini sambil menyicipi hidangan lezat di Restoran Baijia Dayuan, Beijing.
Kisah sukses Weibo, Renren hingga mesin pencari Baidu di China seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Dengan penduduk sekitar 240 juta dan pelanggan selular hampir 200 juta, seharusnya tak sulit untuk meraih jumlah pengguna yang banyak. Tantangan bagi pengembang untuk membuat aplikasi handal. Sudah ada beberapa layanan media sosial buatan anak bangsa, tetapi belum ada yang revolusioner atau membuat terobosan. Tak harus dengan tindakan ekstrim blokir internet seperti di China, tetapi semua pihak baik pemerintah, kalangan industri dan pengguna harus mendukung konten lokal berkualitas.
COMMENTS