"Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS 13:28). "Hanya orang-orang dodol yang mengukur kebahagiaan orang l...
"Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS 13:28).

"Hanya orang-orang dodol yang mengukur kebahagiaan orang lain dari punya pasangan atau tidak," kata salah seorang rekan saya di status Facebook. Menarik. Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidup. Berbagai cara dilakukan untuk memperolehnya. Tapi tidak sedikit yang lupa akan tujuan awalnya sehingga alih-alih mendapatkan kebahagiaan, justru penderiaan yang didapat. Kok bisa?
Pendapat teman saya di atas mungkin ada benarnya. Ada sebagian orang yang menganggap bahwa dengan memiliki pasangan (menikah) berarti telah bahagia, sebaliknya bagi yang belum menikah apalagi yang sudah berumur akan merana kesepian. Padahal hidup tak sesimpel itu. Benar bahwa pernikahan membawa kebahagiaan. Ada banyak keutamaan orang yang menikah dibanding yang lajang. Bahkan Nabi Muhammad pernah dengan tegas bersabda: "menikah itu adalah sunnahku. Siapa yang tidak mau [mengikuti] sunnahku, maka dia bukan termasuk [ummat]ku (HR Imam Al Bukhari dan Muslim). Tapi ini tidak bisa dipahami mentah-mentah. Karena ada yang tidak (belum) menikah karena belum menemukan jodoh, walaupun sudah sangat ingin.
Menikah bisa mendatangkan kebahagiaan. Karena di dalamnya ada cinta dan kasih sayang. Kebahagiaan yang paling mudah dirasakan adalah saat awal-awal pernikahan. Tetapi modal cinta dan kasih sayang tidaklah cukup untuk meraih kebahagiaan yang tahan lama. Karena kalau tidak dirawat, niscaya sedikit demi sedikit rasa itu akan hilang. Menikah itu perlu ilmu yang memadai jika ingin sukses.
Bagaimana dengan yang belum menikah, susahkah untuk memperoleh kebahagiaan? Pada dasarnya tidak. Karena kebahagiaan itu ada dalam hati yang damai. Semua orang, tanpa terkecuali berhak untuk merasakannya.
Banyak hal yang bisa membuat bahagia. Misalnya bersama keluarga tercinta, sahabat terdekat, membuat pencapaian, ketika beramal dan sebagainya. Tetapi ada satu kebahagiaan yang hakiki. Yaitu ketika bisa merasakan kedekatan hubungan dengan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Di saat seperti inilah, maka dunia seolah tiada artinya. Ini adalah resep manjur yang terbukti ampuh. Allah sendiri yang menggaransinya. Seperti yang tertuang dalam QS 13:28,
"Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Bagaimana agar selalu merasa dekat dengan Allah? Tentu dengan memperbanyak ibadah dan berdzikir kepada-Nya. Juga senantiasa berbuat baik kepada sesama. Inilah yang sulit. Dan saya masih perlu belajar lebih banyak.
"Hanya orang-orang dodol yang mengukur kebahagiaan orang lain dari punya pasangan atau tidak," kata salah seorang rekan saya di status Facebook. Menarik. Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidup. Berbagai cara dilakukan untuk memperolehnya. Tapi tidak sedikit yang lupa akan tujuan awalnya sehingga alih-alih mendapatkan kebahagiaan, justru penderiaan yang didapat. Kok bisa?
Pendapat teman saya di atas mungkin ada benarnya. Ada sebagian orang yang menganggap bahwa dengan memiliki pasangan (menikah) berarti telah bahagia, sebaliknya bagi yang belum menikah apalagi yang sudah berumur akan merana kesepian. Padahal hidup tak sesimpel itu. Benar bahwa pernikahan membawa kebahagiaan. Ada banyak keutamaan orang yang menikah dibanding yang lajang. Bahkan Nabi Muhammad pernah dengan tegas bersabda: "menikah itu adalah sunnahku. Siapa yang tidak mau [mengikuti] sunnahku, maka dia bukan termasuk [ummat]ku (HR Imam Al Bukhari dan Muslim). Tapi ini tidak bisa dipahami mentah-mentah. Karena ada yang tidak (belum) menikah karena belum menemukan jodoh, walaupun sudah sangat ingin.
Menikah bisa mendatangkan kebahagiaan. Karena di dalamnya ada cinta dan kasih sayang. Kebahagiaan yang paling mudah dirasakan adalah saat awal-awal pernikahan. Tetapi modal cinta dan kasih sayang tidaklah cukup untuk meraih kebahagiaan yang tahan lama. Karena kalau tidak dirawat, niscaya sedikit demi sedikit rasa itu akan hilang. Menikah itu perlu ilmu yang memadai jika ingin sukses.
Bagaimana dengan yang belum menikah, susahkah untuk memperoleh kebahagiaan? Pada dasarnya tidak. Karena kebahagiaan itu ada dalam hati yang damai. Semua orang, tanpa terkecuali berhak untuk merasakannya.
Banyak hal yang bisa membuat bahagia. Misalnya bersama keluarga tercinta, sahabat terdekat, membuat pencapaian, ketika beramal dan sebagainya. Tetapi ada satu kebahagiaan yang hakiki. Yaitu ketika bisa merasakan kedekatan hubungan dengan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Di saat seperti inilah, maka dunia seolah tiada artinya. Ini adalah resep manjur yang terbukti ampuh. Allah sendiri yang menggaransinya. Seperti yang tertuang dalam QS 13:28,
"Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Bagaimana agar selalu merasa dekat dengan Allah? Tentu dengan memperbanyak ibadah dan berdzikir kepada-Nya. Juga senantiasa berbuat baik kepada sesama. Inilah yang sulit. Dan saya masih perlu belajar lebih banyak.
Posted with WordPress for BlackBerry.
COMMENTS