Dengan nanosensor tato dan iPhone yang dimodifikasi, pengendara sepeda bisa memonitor kadar natrium untuk mencegah dehidrasi dan pasien anem...
Dengan nanosensor tato dan iPhone yang dimodifikasi, pengendara sepeda bisa memonitor kadar natrium untuk mencegah dehidrasi dan pasien anemia bisa melacak tingkat okisgen darah.
Tato identik dengan anak muda urakan atau para musisi rocker. Merajah tubuh dengan gambar atau bentuk tertentu dianggap bagian dari seni maupun ekspresi kebebasan. Tapi apa jadinya jika tato bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengetahui kondisi zat dalam tubuh? Tentu menarik. Tetapi jangan anggap seperti tato pada umumnya, karena yang ini istimewa. Tato yang dikembangkan oleh Departemen Ilmu Farmasi Universitas Northeastern ini menggunakan nanosensor. Tato mengandung 120 nanometer-wide polymer nanodroplet yang terdiri dari pewarna neon, molekul sensor khusus. Sensor tersebut dirancang untuk mengikat bahan kimia tertentu, dan menetralkan muatan molekul.
Awalnya, mereka teringat mengenai suntik di ujung jari yang merupakan teknik standard untuk mengukur kadar glukosa pada penderita diabetes. Heather Clarck, profesor yang memimpin proyek penelitian percaya bahwa metode ini bisa juga digunakan untuk melacak banyak hal selain glukosa dan natrium. Dikutip dari Technology Review, metode ini menawarkan cara sederhana, kurang menyakitkan dan lebih akurat bagi banyak orang untuk melacak biomarker penting.
Pembaca sensor aslinya berbentuk perangkat seperti kotak besar. Kemudian mahasiswa pasca sarjana didikan Clark, Matt Dubach, memperbaiki dengan membuat modifikasi di iPhone yang memungkinkan semua ponsel buatan Apple bisa membaca tato. Bahan-bahan yang dibutukan untuk modifikasi adalah casing berisi baterai 9 volt, filter yang cocok untuk kamera iPhone dan sebuah susunan tiga LED yang menghasilkan cahaya di bagian spektrum. Cahaya ini menyebabkan tato berpendar. Cahaya yang keluar dari LED disaring, namun bukan cahaya yang dipancarkan oleh tato. Kemudian perangkat ditekan pada kulit untuk mencegah bercampurnya cahaya dari luar.
Pada percobannya, Clark menyuntikkan secara hati-hati larutan yang mengandung nano partikel terpilih ke dalam kulit. Bagi yang tidak suka tato tak perlu kuatir, sebaliknya penyuka tato mungkin kecewa karena suntikan tidak meninggalkan bekas yang terlihat. Dari suntikan tersebut, nano partikel akan berpendar bila terkena molekul target, seperti natrium dan glukosa. Kemudian iPhone yang telah dimofidikasi melacak perubahan di tingkat fluorosensi, yang menunjukkan jumlah natrium dan glukosa yang ada.
Belum puas dengan pencapaian yang dibuat, mereka bersiap untuk mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk iPhone misalnya, mereka berharap bisa membuat aplikasi yang mempermudah untuk mengukur dan merekam tingkat natrium. Karena saat ini iPhone hanya mengambil gambar fluoresensi yang kemudian diekspor ke komputer untuk dianalisis.
"Dengan teknologi ini, kita bisa memantau tingkat obat yang diberikan dalam darah secara real time, memungkinkan untuk dosis yang jauh lebih akurat,” ujar Clark penuh percaya diri. Clark bekerja untuk memperluas teknologi nya dari glukosa dan natrium untuk memasukkan berbagai target potensial. Mereka berharap untuk segera bisa mengukur gas-gas terlarut dalam darah - seperti nitrogen dan oksigen - sebagai cara untuk memeriksa pernapasan dan fungsi paru-paru. Kata Clark, semakin banyak hal yang bisa dilacak, lebih banyak aplikasi yang akan muncul.
Tato identik dengan anak muda urakan atau para musisi rocker. Merajah tubuh dengan gambar atau bentuk tertentu dianggap bagian dari seni maupun ekspresi kebebasan. Tapi apa jadinya jika tato bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengetahui kondisi zat dalam tubuh? Tentu menarik. Tetapi jangan anggap seperti tato pada umumnya, karena yang ini istimewa. Tato yang dikembangkan oleh Departemen Ilmu Farmasi Universitas Northeastern ini menggunakan nanosensor. Tato mengandung 120 nanometer-wide polymer nanodroplet yang terdiri dari pewarna neon, molekul sensor khusus. Sensor tersebut dirancang untuk mengikat bahan kimia tertentu, dan menetralkan muatan molekul.
Awalnya, mereka teringat mengenai suntik di ujung jari yang merupakan teknik standard untuk mengukur kadar glukosa pada penderita diabetes. Heather Clarck, profesor yang memimpin proyek penelitian percaya bahwa metode ini bisa juga digunakan untuk melacak banyak hal selain glukosa dan natrium. Dikutip dari Technology Review, metode ini menawarkan cara sederhana, kurang menyakitkan dan lebih akurat bagi banyak orang untuk melacak biomarker penting.
Pembaca sensor aslinya berbentuk perangkat seperti kotak besar. Kemudian mahasiswa pasca sarjana didikan Clark, Matt Dubach, memperbaiki dengan membuat modifikasi di iPhone yang memungkinkan semua ponsel buatan Apple bisa membaca tato. Bahan-bahan yang dibutukan untuk modifikasi adalah casing berisi baterai 9 volt, filter yang cocok untuk kamera iPhone dan sebuah susunan tiga LED yang menghasilkan cahaya di bagian spektrum. Cahaya ini menyebabkan tato berpendar. Cahaya yang keluar dari LED disaring, namun bukan cahaya yang dipancarkan oleh tato. Kemudian perangkat ditekan pada kulit untuk mencegah bercampurnya cahaya dari luar.
Pada percobannya, Clark menyuntikkan secara hati-hati larutan yang mengandung nano partikel terpilih ke dalam kulit. Bagi yang tidak suka tato tak perlu kuatir, sebaliknya penyuka tato mungkin kecewa karena suntikan tidak meninggalkan bekas yang terlihat. Dari suntikan tersebut, nano partikel akan berpendar bila terkena molekul target, seperti natrium dan glukosa. Kemudian iPhone yang telah dimofidikasi melacak perubahan di tingkat fluorosensi, yang menunjukkan jumlah natrium dan glukosa yang ada.
Belum puas dengan pencapaian yang dibuat, mereka bersiap untuk mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk iPhone misalnya, mereka berharap bisa membuat aplikasi yang mempermudah untuk mengukur dan merekam tingkat natrium. Karena saat ini iPhone hanya mengambil gambar fluoresensi yang kemudian diekspor ke komputer untuk dianalisis.
"Dengan teknologi ini, kita bisa memantau tingkat obat yang diberikan dalam darah secara real time, memungkinkan untuk dosis yang jauh lebih akurat,” ujar Clark penuh percaya diri. Clark bekerja untuk memperluas teknologi nya dari glukosa dan natrium untuk memasukkan berbagai target potensial. Mereka berharap untuk segera bisa mengukur gas-gas terlarut dalam darah - seperti nitrogen dan oksigen - sebagai cara untuk memeriksa pernapasan dan fungsi paru-paru. Kata Clark, semakin banyak hal yang bisa dilacak, lebih banyak aplikasi yang akan muncul.
COMMENTS