Sejak beberapa bulan silam, kasak-kusuk mengenai akah hadirnya jagoan baru Sony bernama Honami meruak di media massa. Bocoran spesif...
Sejak beberapa bulan silam, kasak-kusuk mengenai akah hadirnya jagoan baru Sony bernama Honami meruak di media massa. Bocoran spesifikasi memancing penasaran. Akhirnya, penantian terjawab saat di gelaran IFA 2013 Sony merilis Xperia Z1 yang merupakan nama resmi dari kode proyek Honami.
Di Indonesia, Sony Xperia Z1 sudah resmi dirilis pada awal Oktober 2013 dengan harga Rp 8,49 juta. Pepatah ada harga ada rupa berlaku di sini. Harganya memang cukup mahal, namun terbayarkan dengan fitur dan teknologi kelas atas yang dibenamkan di penerus Xperia Z tersebut. Saya sudah mencoba gadget canggih ini selama beberapa hari dan terkesan dengan performanya yang keren. Tertarik? Simak ulasan saya berikut ini.
DESAIN
Pendekar baru Sony ini masih bangga memakai baju dari kakaknya, Xperia Z, dengan desain OmniBalance yang memukau. Material premium diciptakan secara presisi berukuran ramping yang tahan air dan tahan debu (IPS 55 & IPS 58) sehingga tetap aman dalam berbagai kondisi dan cuaca, seperti saat berenang, hujan deras atau di gurun. Sasis aluminiumnya solid dengan tempered glass pada bagian depan dan belakang, sehingga tangguh tanpa meninggalkan unsur keindahan. Untuk diketahui, di bagian samping kiri terdapat pin magnetis yang bisa disambungkan dengan panel docking pengisi daya atau aksesori lainnya. Saya menyukai desain ponsel ini yang langsung menyiratkan kesan mewah dengan panel kaca di depan dan belakang. Ukuranya yang bongsor masih nyaman di genggaman tangan saya yang juga besar.
LAYAR
Xperia Z1 memakai layar Reality Display berukuran 5” dengan resolusi HD 1080p. Namun ini bukan sembarang layar karena di dalamnya terkandung teknologi TV Bravia yang memiliki fitur Triluminos Display, menciptakan palet yang lebih luas dengan warna alami yang kaya. Ditambah X-Reality yang menganalisa setiap gambar untuk menghasilkan gambar bersih, jelas, dan tampak hidup. Video dan foto terlihat sangat detail. Untuk melindungi material kaca yang berada di bagian depan dan belakang,Sony membekalinya dengan teknologi Shatter proof and scratch-resistant glass yang diklaim tahan gores. Meski diklaim tahan gores, Ada baiknya Anda memakai sarung pelindung. Sayang aja jika ponsel yang dibeli mahal-mahal tergores. Karena terkadang, ada debu yang mengandung unsur besi tajam yang bisa menggores layar.
Dengan segala modal yang ada tersebut, kualitas layar di Xperia Z1 memang jempolan. Gambar dan video yang dihasilkan terlihat jernih, detail, dan hidup. Namun demikian, bukan berarti layar sentuhnya sempurna. Buktinya, respon terhadap sentuhan jari di layar sentuh seringkali tidak akurat. Sebagai contoh, saat mengetik di virtual keyboard masih sering menemui salah ketik. Juga saat menutup window tab di browser Chrome yang seringkali tidak merespon dengan benar. Mungkin, pihak Sony perlu menyediakan tool kalibrasi sehingga pengguna bisa melakukan pengaturan ulang respon touchscreen secara mandiri.
KONEKTIVITAS
MULTIMEDIA
Perusahaan ini memiliki rekam jejak yang cukup panjang di bidang fotografi mobile. Sejak namanya masih Sony Ericsson, mereka sudah berupaya menghadirkan kualitas kamera yang lebih baik dengan mengadopsi teknologi Cyber-shot dari Sony. Ketika institusi ini dimiliki sepenuhnya oleh Sony, maka usaha itu kian menjadi-jadi. Karena meraka punya sumber daya yang sangat besar dengan pengalaman sebagai produsen kamera digital lewat label Alpha untuk kamera DSLR, NEX untuk kamera mirrorless, dan Cyber-shot untuk kamera pocket. Teknologi yang sudah dikembangkan di divisi kamerapun dengan serta merta diintegrasikan ke dalam smartphone. Ambisi untuk menjadi produsen ponsel kamera kelas wahid berbuah lewat lahirnya produk terbaru, Sony Xperia Z1.
Dalam pengembangan perangkat kamera digital, tim engineering di perusahaan elektronik asal Jepang ini berpegang pada prinsip: lebih tajam, lebih jelas, dan lebih cerah. Prinsip itu pula yang dibawa saat membuat Xperia Z1. Sehingga mau tidak mau, komponennya pun sama dengan yang ada pada perangkat kamera digital Sony. Ponsel ini memadukan sensor citra Exmor RS for Mobile yang berukuran besar 1/2,3” dengan resolusi 20,7 MP. Kamera memakai lensa G andalan Sony, dan prosesor BIOZ yang cerdas mengolah gambar. Selain hadir dengan hardware menyerupai kamera digital Sony, bidang software-nya pun diperkuat dengan fitur fotografi yang kaya. Bahkan beberapa produk di divisi kamera diboyong sebagai aksesori pendamping smartphone. Tak pelak lagi, Sony Xperia Z1 membawa pengalaman mobile photography ke level yang lebih tinggi.
Sensor Gambar
Sony Xperia Z1 menggunakan sensor Exmor RS yang tergolong besar untuk ukuran smartphone yaitu 1/2,3”. Namun hebatnya, body ponsel tetap terlihat langsing dan elegan. Berbeda dengan produk dari kompetitor yang saat memakai sensor gambar besar, tubuhnya menjadi lebih tambun hampir menyerupai kamera pocket sehingga mengurangi kenyamanan. Sensor besar ini menangkap lebih banyak cahaya dari pemandangan yang dibidik. Kepekaan lebih tinggi sehingga mengurangi derau gambar untuk memastikan reproduksi gambar yang jelas, halus dan lebih detail.
Resolusi kamera yang dihasilkan setara dengan beberapa kamera DSLR terkini yaitu 20,7 MP (5248 x 3936 pixel). Untuk kamera smartphone rasanya terlalu tinggi, walau ada yang lebih tinggi lagi yaitu Nokia Lumia 1020 dengan kamera 41 MP. Hampir bisa dipastikan jarang sekali pengguna yang akan mencetak foto dengan resolusi sebesar itu. Terlebih jika hanya diupload ke layanan photo sharing yang mana resolusi 5 MP saja sudah besar. Di sisi lain, resolusi besar memberi keuntungan bisa memperoleh detail lebih bagus saat dicropping. Tentu dengan catatan kualitas lensa kameranya harus mumpuni seperti yang ada di Z1 ini.
Lensa G
Sony amat membanggakan Lensa G yang menjadi pasangan kamera DSLR Alpha karena berhasil memenangkan penghargaan seperti TIPA 2009 Award dan EISA Award. Pada mulanya, Lensa G dikembangkan oleh Konica Minolta yang kemudian diakusisi oleh Sony. Ada tiga konsep yang mendasari pembuatan Lensa G yaitu Grace (desain visual yang anggun dan pengoperasian mudah), Gather (kemampuan mengumpulkan cahaya untuk memperoleh gambar berkualitas tinggi), dan Gratify (memuaskan). Berangkat dari formula yang sama persis dengan pengembangan Lensa G di DSLR tersebut, wajar jika kamera Z1 menghasilkan kualitas gambar dalam fokus yang superior. Lensa memiliki sudut pandang lebar 27 mm dan aperture F/2.0 yang bisa menangkap lebih banyak cahaya meski dalam kondisi low light.
Prosesor BIONZ
Untuk pertama kalinya, Sony bereksperimen dengan membenamkan prosesor BIONZ yang sebelumnya hanya ada di kamera digital ke dalam sebuah ponsel yang ramping. Dengan algoritma yang kuat, mesin pengolah citra ini menghasilkan gambar alami yang vibrant. Berkat teknologi pixel resolusi, white balance dan pencahayaan otomatis (auto exposure) menerjemahkan warna dengan akurat. Sehingga bisa menciptakan kecerahan yang seimbang sembari meningkatkan reproduksi warna dengan lapisan yang kaya tekstur dan kedalaman. Prosesor ini juga menghilangkan noise pada gambar sehingga hasilnya lebih optimal. Informasi di website Sony menyebutkan kamera memiliki kepekaan ISO hingga 6400. Namun saat kami coba, pengaturan manual ISO hanya sampai angka 3200 atau separuhnya. Terlepas dari itu, ukuran ISO tersebut tergolong sangat tinggi untuk kamera ponsel. Semakin tinggi ISO memungkinkan kamera untuk menangkap gambar terlihat lebih jelas saat kondisi cahaya minim.
User Interface
Satu hal yang menyenangkan dari Sony Xperia Z1 adalah terdapatnya tombol kamera fisik. Masih sedikit smartphone Android yang peduli hal ini dengan menyertakan tombol shutter karena tombol virtual dianggap lebih simpel. Padahal ini sangat penting bagi fotografer karena tombol kamera memungkinkan untuk pengambilan foto lebih stabil dan mengunci fokus dengan mudah. Pengguna pun bisa leluasa mengambil foto dari berbagai angle.
Masuk ke dalam aplikasi kamera, pengguna akan mendapati tampilan menu yang cukup simpel dan user friendly. Bisa dipastikan pengguna yang awam sekalipun akan dengan cepat mengoperasikan fitur dan kegunaan kamera ini. Struktur menu hanya terdapat di sisi kanan dan kiri, secara umum mirip dengan antarmuka aplikasi kamera Android lainnya. Di bagian kiri ada Flash, switch camera, dan Settings. Di bagian kanan, berturut-turut dari bagian atas: menu Gallery, tombol kamera virtual dan rekam video, dan shooting mode. Nah, di Shooting Mode inilah kita bisa mengakses mode pemotretan sesuai keinginan seperti Superior Auto, Manual, Timeshift burst, dan sebagainya. Masih ada lagi, pengguna bisa menambahkan aplikasi yang diunduh dari Play Store ke dalam menu utama ini. Caranya, taps menu +Apps yang ada di pojok kanan atas. Setelah diinstall, maka aplikasi akan muncul di daftar menu kamera. Konsep yang cerdas.
Superior Auto
Superior Auto adalah mode default kamera yang mempermudah pengguna membidik gambar dengan hasil bagus. Fitur ini berteknologi scene recognition yang dengan cerdas menganalisa seperti apa pemandangan yang akan difoto sembari menyediakan modus pengaturan Scene paling optimal. Pengguna benar-benar dimudahkan karena tinggal jepret, maka hasilnya bagus. Meski kadang kala pengaturan mode tidak sesuai dengan keinginan pengguna. Jika sudah begitu, maka mode Manual adalah pilihan terbaik.
Manual
Di benak kami saat mengakses fitur ini adalah seperti halnya mode Manual di kamera DSLR. Pengguna diberi keleluasaan penuh untuk mengatur berbagai hal seperti shutter speed, aperture, dan sebagainya. Rupanya tidak begitu. Fitur Manual adalah pengaturan kamera seperti di aplikasi kamera Android lainnya. Seperti mengatur scene mode, white balance, exposure, flash dan lainnya. Tidak sepenuhnya manual, tetapi lebih tepatnya semi manual.
Social live
Fitur ini cara kerjanya mirip aplikasi U Stream yang memiliki kemampuan melakukan broadcast (siaran langsung) dari perangkat Android. Enaknya, fitur Social Live sudah terintegrasi dengan aplikasi kamera sehingga tinggal pakai. Untuk menjalankan aplikasi ini, pengguna harus memasukkan akun Facebook karena siaran langsungnya memang bisa diakses dari jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut. Pengguna bisa merekam momen, dan jika ada komentar atau like dari teman-teman maka akan langsung muncul di layar yang mana bisa langsung direspon. Setelah selesai merekam, maka filenya akan terupload ke situs Social Live sekaligus muncul di timeline Facebook. Ide ini menarik, namun akan lebih baik jika pilihan streaming dan uploadnya diperluas. Terutama dukungan untuk sharing ke YouTube yang merupakan situs video terbesar saat ini.
Info-eye
Info-eye memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara yang baru dan inovatif. Fiturnya mirip dengan aplikasi serupa Google Goggles. Pengguna tinggal mengambil foto sebuah objek dan Info-eye akan dengan cepat memberi semua informasi relevan, langsung di layar viewfinder kamera. Karena terhubung dengan server yang menganalisis obyek dengan suatau informasi, tentu saja fitur ini membutuhkan koneksi internet.
Timeshift burst
Ini bukanlah fitur yang benar-benar baru. Karena BlackBerry telah lebih dulu mengembangkannya lewat fitur Timeshift. Bedanya, di perangkat BlackBerry 10 Timeshift hanya mengambil lima frame sebelum menekan tombol shutter dan lima frame sesudahnya. Jadi totalnya ada 10. Sedangkan di Xperia Z1, Timeshift burst total mengambil 61 bingkai sebelum dan sesudah menekan tombol rana dengan rentang waktu 2 detik. Selanjutnya, pengguna bisa menggulir ke belakang atau depan untuk memilih foto yang paling bagus. Nah, di sini justru Sony kalah dengan BlackBerry. Karena di BB 10 pengguna tak hanya bisa memilih foto terbaik, tetapi juga wajah dengan tampilan terbaik.
AR Effect
Memotret secara serius untuk mendapatkan foto yang bagus terkadang melelahkan. Ada kalanya Anda butuh fun. Nah di Z1 ini ada fitur seru yaitu AR Effect (Efek Realitas Tertambah). Ketika mengakses mode ini, tiba-tiba di layar kamera muncul animasi lucu. Mulai dari dinosaurus hingga kehidupan laut, tema-tema animasi dapat diubah sesuai keinginan. Yang menarik, animasi tersebut bergerak mengikuti subyek dan bisa diatur posisi maupun jumlahnya. Jadi, jika terlalu banyak ikan di laut, bisa dihapus sebagian.
Kinerja kamera
Kami mencoba menguji kamera dengan memotret pada malam hari. Hasilnya mengagumkan. Gambar terlihat natural dengan white balance yang akurat, detail dan noise yang minim. Kolaborasi antara sensor Exmor RS, sensor cahaya BSI, lensa G dan prosesor BIONZ menyajikan hasil bidikan yang cerah dan mendetail di berbagai suasana, termasuk kondisi cahaya yang cukup menantang.
Begitupun saat memotret obyek kendaraan yang bergerak cepat. Gambar relatif lebih tajam berkat BIONZ yang memiliki Motion Detection sehingga bisa memilih foto dengan shutter speed lebih tinggi untuk menghasilkan gambar bebas kabur ketika objek bergerak. Selain itu, yang tak kalah menarik adalah kemampuan kamera dalam membidik jarak jauh. Padahal lensanya fix tidak ada opsi melakukan zoom optikal. Lensa bisa melakukan perbesaran gambar (zoom) 3 x dengan hasil tetap detail.
Di Indonesia, Sony Xperia Z1 sudah resmi dirilis pada awal Oktober 2013 dengan harga Rp 8,49 juta. Pepatah ada harga ada rupa berlaku di sini. Harganya memang cukup mahal, namun terbayarkan dengan fitur dan teknologi kelas atas yang dibenamkan di penerus Xperia Z tersebut. Saya sudah mencoba gadget canggih ini selama beberapa hari dan terkesan dengan performanya yang keren. Tertarik? Simak ulasan saya berikut ini.
DESAIN
Pendekar baru Sony ini masih bangga memakai baju dari kakaknya, Xperia Z, dengan desain OmniBalance yang memukau. Material premium diciptakan secara presisi berukuran ramping yang tahan air dan tahan debu (IPS 55 & IPS 58) sehingga tetap aman dalam berbagai kondisi dan cuaca, seperti saat berenang, hujan deras atau di gurun. Sasis aluminiumnya solid dengan tempered glass pada bagian depan dan belakang, sehingga tangguh tanpa meninggalkan unsur keindahan. Untuk diketahui, di bagian samping kiri terdapat pin magnetis yang bisa disambungkan dengan panel docking pengisi daya atau aksesori lainnya. Saya menyukai desain ponsel ini yang langsung menyiratkan kesan mewah dengan panel kaca di depan dan belakang. Ukuranya yang bongsor masih nyaman di genggaman tangan saya yang juga besar.
LAYAR
Xperia Z1 memakai layar Reality Display berukuran 5” dengan resolusi HD 1080p. Namun ini bukan sembarang layar karena di dalamnya terkandung teknologi TV Bravia yang memiliki fitur Triluminos Display, menciptakan palet yang lebih luas dengan warna alami yang kaya. Ditambah X-Reality yang menganalisa setiap gambar untuk menghasilkan gambar bersih, jelas, dan tampak hidup. Video dan foto terlihat sangat detail. Untuk melindungi material kaca yang berada di bagian depan dan belakang,Sony membekalinya dengan teknologi Shatter proof and scratch-resistant glass yang diklaim tahan gores. Meski diklaim tahan gores, Ada baiknya Anda memakai sarung pelindung. Sayang aja jika ponsel yang dibeli mahal-mahal tergores. Karena terkadang, ada debu yang mengandung unsur besi tajam yang bisa menggores layar.
Dengan segala modal yang ada tersebut, kualitas layar di Xperia Z1 memang jempolan. Gambar dan video yang dihasilkan terlihat jernih, detail, dan hidup. Namun demikian, bukan berarti layar sentuhnya sempurna. Buktinya, respon terhadap sentuhan jari di layar sentuh seringkali tidak akurat. Sebagai contoh, saat mengetik di virtual keyboard masih sering menemui salah ketik. Juga saat menutup window tab di browser Chrome yang seringkali tidak merespon dengan benar. Mungkin, pihak Sony perlu menyediakan tool kalibrasi sehingga pengguna bisa melakukan pengaturan ulang respon touchscreen secara mandiri.
KONEKTIVITAS
Sebagai ponsel terkini, fasilitas koneksi yang diberikan pun melimpah. Untuk menjelajah di dunia maya dengan kecepatan
tinggi, Xperia Z1 telah mendukung koneksi LTE. Memang, di Indonesia masih belum ada koneksi LTE. Kalau pun ada, seperti Bolt Internux yang belum lama ini diluncurkan, frekuensinya tidak mendukung dengan yang ada di Xperia Z1. Enaknya sih kalau traveling ke negara-negara maju, bisa langsung menikmati kecepatannya. Untuk di sini, pengguna bisa memanfaatkan jalur HSDPA dengan speed
download hingga 42 Mbps dan koneksi Wi-Fi 802.11 a/b/g/n yang cukup cepat. Browser Google
Chrome yang disediakan cukup nyaman untuk digunakan menjelajah web.
MULTIMEDIA
Xperia Z1 memanjakan memanjakan penggunanya lewat
aplikasi Walkman. Selain sebagai pemutar musik handal, aplikasi ini menyediakan
akses ke lebih dari 500 ribu lagu melalui aplikasi Sony Music Jive. Asyiknya, Sony memberi penawaran berupa akses film melalui
aplikasi Sony Movies Lounge dan gratis berlanggananan Sony Music Unlimited
selama 6 bulan.
Kemudian untuk meningkatkan kualitas suara, terdapat
fitur ClearAudio+ yang secara otomatis mengoptimalkan pengaturan audio tanpa
harus mengubah peraturan individual. Kualitas audionya jernih, empuk dan
nyaring. Untuk memanjakan
mata saat menonton film, layar X-Reality Display HD menghantarkan tampilan
video yang tajam. Kemampuan
multimedia diperkuat dengan fitur Throw yang memungkinkan
untuk memainkan konten ke perangkat lain seperti TV atau speaker melalui
Bluetooth, Screen mirroring, dan DLNA.
OFFICE SUITE
Untuk mengimbangi fitur multimedia yang melimpah, disediakan aplikasi OfficeSuite 7 buatan Mobisystem yang bisa digunakan mengakses dokumen kantor. Sayangnya, aplikasi yang disertakan sebatas berfungsi sebagai viewer saja. Pengguna hanya bisa membaca dokumen Word, Spreadsheet, maupun power point tanpa kemampuan untuk membuat file maupun mengeditnya. Agar bisa membuat dan mengedit file dokumen, pengguna harus upgrade ke OfficeSUite Pro yang harganya US$ 14,9. Sebagai alternatif, pengguna bisa menulis dengan aplikasi Catatan (Notes). Bagaimanapun, ketiadaan versi Pro ini menjadi nilai minus bagi Xperia Z1 karena beberapa kompetitor berani menyediakan aplikasi premium untuk Office.
OFFICE SUITE
Untuk mengimbangi fitur multimedia yang melimpah, disediakan aplikasi OfficeSuite 7 buatan Mobisystem yang bisa digunakan mengakses dokumen kantor. Sayangnya, aplikasi yang disertakan sebatas berfungsi sebagai viewer saja. Pengguna hanya bisa membaca dokumen Word, Spreadsheet, maupun power point tanpa kemampuan untuk membuat file maupun mengeditnya. Agar bisa membuat dan mengedit file dokumen, pengguna harus upgrade ke OfficeSUite Pro yang harganya US$ 14,9. Sebagai alternatif, pengguna bisa menulis dengan aplikasi Catatan (Notes). Bagaimanapun, ketiadaan versi Pro ini menjadi nilai minus bagi Xperia Z1 karena beberapa kompetitor berani menyediakan aplikasi premium untuk Office.
PERFORMA
Urusan dapur pacu, Sony mempercayakan pada chipset Qualcomm Snapdragon 800 yang menjadi wadah bagi empat inti CPU berkecepatan 2,2GHZ dan GPU Adreno 330 serta RAM 2GB. Dipadu dengan sistem operasi anyar Android 4.2.2 Jelly Bean, kinerjanya berlari super cepat tanpa mengganggu konsumsi baterai. Menjalankan banyak aplikasi sekaligus terasa lancar dan smooth. Terbukti, pendekar Honami ini cukup tangguh.
Keperkasaan Xperia Z1 ditunjang dengan baterai Lithium ion berkapasitas 3.000 mAh. Keberadaan fitur Battery Stamina Mode meningkatkan daya tahan baterai secara signifikan, yakni masa standby empat kali lebih lama. Waktu siaga bisa mencapai 880 jam dan waktu bicara 15 jam. Untuk penggunaan wajar seperti browsing, memotret, upload foto, akses jejaring sosial, baterai sanggup bertahan dari pagi hingga malam hari.
FITUR FOTOGRAFI
Ada alasan mengapa fitur ini ditulis di segmen paling akhir. Karena fotografi menjadi fitur yang paling diunggulan di sini. Teknologinya canggih sehingga bisa diulas mendalam, begitupun dengan fitur dan fasilitas yang komplet.
Perusahaan ini memiliki rekam jejak yang cukup panjang di bidang fotografi mobile. Sejak namanya masih Sony Ericsson, mereka sudah berupaya menghadirkan kualitas kamera yang lebih baik dengan mengadopsi teknologi Cyber-shot dari Sony. Ketika institusi ini dimiliki sepenuhnya oleh Sony, maka usaha itu kian menjadi-jadi. Karena meraka punya sumber daya yang sangat besar dengan pengalaman sebagai produsen kamera digital lewat label Alpha untuk kamera DSLR, NEX untuk kamera mirrorless, dan Cyber-shot untuk kamera pocket. Teknologi yang sudah dikembangkan di divisi kamerapun dengan serta merta diintegrasikan ke dalam smartphone. Ambisi untuk menjadi produsen ponsel kamera kelas wahid berbuah lewat lahirnya produk terbaru, Sony Xperia Z1.
Dalam pengembangan perangkat kamera digital, tim engineering di perusahaan elektronik asal Jepang ini berpegang pada prinsip: lebih tajam, lebih jelas, dan lebih cerah. Prinsip itu pula yang dibawa saat membuat Xperia Z1. Sehingga mau tidak mau, komponennya pun sama dengan yang ada pada perangkat kamera digital Sony. Ponsel ini memadukan sensor citra Exmor RS for Mobile yang berukuran besar 1/2,3” dengan resolusi 20,7 MP. Kamera memakai lensa G andalan Sony, dan prosesor BIOZ yang cerdas mengolah gambar. Selain hadir dengan hardware menyerupai kamera digital Sony, bidang software-nya pun diperkuat dengan fitur fotografi yang kaya. Bahkan beberapa produk di divisi kamera diboyong sebagai aksesori pendamping smartphone. Tak pelak lagi, Sony Xperia Z1 membawa pengalaman mobile photography ke level yang lebih tinggi.
Sensor Gambar
Sony Xperia Z1 menggunakan sensor Exmor RS yang tergolong besar untuk ukuran smartphone yaitu 1/2,3”. Namun hebatnya, body ponsel tetap terlihat langsing dan elegan. Berbeda dengan produk dari kompetitor yang saat memakai sensor gambar besar, tubuhnya menjadi lebih tambun hampir menyerupai kamera pocket sehingga mengurangi kenyamanan. Sensor besar ini menangkap lebih banyak cahaya dari pemandangan yang dibidik. Kepekaan lebih tinggi sehingga mengurangi derau gambar untuk memastikan reproduksi gambar yang jelas, halus dan lebih detail.
Resolusi kamera yang dihasilkan setara dengan beberapa kamera DSLR terkini yaitu 20,7 MP (5248 x 3936 pixel). Untuk kamera smartphone rasanya terlalu tinggi, walau ada yang lebih tinggi lagi yaitu Nokia Lumia 1020 dengan kamera 41 MP. Hampir bisa dipastikan jarang sekali pengguna yang akan mencetak foto dengan resolusi sebesar itu. Terlebih jika hanya diupload ke layanan photo sharing yang mana resolusi 5 MP saja sudah besar. Di sisi lain, resolusi besar memberi keuntungan bisa memperoleh detail lebih bagus saat dicropping. Tentu dengan catatan kualitas lensa kameranya harus mumpuni seperti yang ada di Z1 ini.
Lensa G
Sony amat membanggakan Lensa G yang menjadi pasangan kamera DSLR Alpha karena berhasil memenangkan penghargaan seperti TIPA 2009 Award dan EISA Award. Pada mulanya, Lensa G dikembangkan oleh Konica Minolta yang kemudian diakusisi oleh Sony. Ada tiga konsep yang mendasari pembuatan Lensa G yaitu Grace (desain visual yang anggun dan pengoperasian mudah), Gather (kemampuan mengumpulkan cahaya untuk memperoleh gambar berkualitas tinggi), dan Gratify (memuaskan). Berangkat dari formula yang sama persis dengan pengembangan Lensa G di DSLR tersebut, wajar jika kamera Z1 menghasilkan kualitas gambar dalam fokus yang superior. Lensa memiliki sudut pandang lebar 27 mm dan aperture F/2.0 yang bisa menangkap lebih banyak cahaya meski dalam kondisi low light.
Prosesor BIONZ
Untuk pertama kalinya, Sony bereksperimen dengan membenamkan prosesor BIONZ yang sebelumnya hanya ada di kamera digital ke dalam sebuah ponsel yang ramping. Dengan algoritma yang kuat, mesin pengolah citra ini menghasilkan gambar alami yang vibrant. Berkat teknologi pixel resolusi, white balance dan pencahayaan otomatis (auto exposure) menerjemahkan warna dengan akurat. Sehingga bisa menciptakan kecerahan yang seimbang sembari meningkatkan reproduksi warna dengan lapisan yang kaya tekstur dan kedalaman. Prosesor ini juga menghilangkan noise pada gambar sehingga hasilnya lebih optimal. Informasi di website Sony menyebutkan kamera memiliki kepekaan ISO hingga 6400. Namun saat kami coba, pengaturan manual ISO hanya sampai angka 3200 atau separuhnya. Terlepas dari itu, ukuran ISO tersebut tergolong sangat tinggi untuk kamera ponsel. Semakin tinggi ISO memungkinkan kamera untuk menangkap gambar terlihat lebih jelas saat kondisi cahaya minim.
User Interface
Satu hal yang menyenangkan dari Sony Xperia Z1 adalah terdapatnya tombol kamera fisik. Masih sedikit smartphone Android yang peduli hal ini dengan menyertakan tombol shutter karena tombol virtual dianggap lebih simpel. Padahal ini sangat penting bagi fotografer karena tombol kamera memungkinkan untuk pengambilan foto lebih stabil dan mengunci fokus dengan mudah. Pengguna pun bisa leluasa mengambil foto dari berbagai angle.
Masuk ke dalam aplikasi kamera, pengguna akan mendapati tampilan menu yang cukup simpel dan user friendly. Bisa dipastikan pengguna yang awam sekalipun akan dengan cepat mengoperasikan fitur dan kegunaan kamera ini. Struktur menu hanya terdapat di sisi kanan dan kiri, secara umum mirip dengan antarmuka aplikasi kamera Android lainnya. Di bagian kiri ada Flash, switch camera, dan Settings. Di bagian kanan, berturut-turut dari bagian atas: menu Gallery, tombol kamera virtual dan rekam video, dan shooting mode. Nah, di Shooting Mode inilah kita bisa mengakses mode pemotretan sesuai keinginan seperti Superior Auto, Manual, Timeshift burst, dan sebagainya. Masih ada lagi, pengguna bisa menambahkan aplikasi yang diunduh dari Play Store ke dalam menu utama ini. Caranya, taps menu +Apps yang ada di pojok kanan atas. Setelah diinstall, maka aplikasi akan muncul di daftar menu kamera. Konsep yang cerdas.
Superior Auto
Superior Auto adalah mode default kamera yang mempermudah pengguna membidik gambar dengan hasil bagus. Fitur ini berteknologi scene recognition yang dengan cerdas menganalisa seperti apa pemandangan yang akan difoto sembari menyediakan modus pengaturan Scene paling optimal. Pengguna benar-benar dimudahkan karena tinggal jepret, maka hasilnya bagus. Meski kadang kala pengaturan mode tidak sesuai dengan keinginan pengguna. Jika sudah begitu, maka mode Manual adalah pilihan terbaik.
Manual
Di benak kami saat mengakses fitur ini adalah seperti halnya mode Manual di kamera DSLR. Pengguna diberi keleluasaan penuh untuk mengatur berbagai hal seperti shutter speed, aperture, dan sebagainya. Rupanya tidak begitu. Fitur Manual adalah pengaturan kamera seperti di aplikasi kamera Android lainnya. Seperti mengatur scene mode, white balance, exposure, flash dan lainnya. Tidak sepenuhnya manual, tetapi lebih tepatnya semi manual.
Social live
Fitur ini cara kerjanya mirip aplikasi U Stream yang memiliki kemampuan melakukan broadcast (siaran langsung) dari perangkat Android. Enaknya, fitur Social Live sudah terintegrasi dengan aplikasi kamera sehingga tinggal pakai. Untuk menjalankan aplikasi ini, pengguna harus memasukkan akun Facebook karena siaran langsungnya memang bisa diakses dari jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut. Pengguna bisa merekam momen, dan jika ada komentar atau like dari teman-teman maka akan langsung muncul di layar yang mana bisa langsung direspon. Setelah selesai merekam, maka filenya akan terupload ke situs Social Live sekaligus muncul di timeline Facebook. Ide ini menarik, namun akan lebih baik jika pilihan streaming dan uploadnya diperluas. Terutama dukungan untuk sharing ke YouTube yang merupakan situs video terbesar saat ini.
Info-eye
Info-eye memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara yang baru dan inovatif. Fiturnya mirip dengan aplikasi serupa Google Goggles. Pengguna tinggal mengambil foto sebuah objek dan Info-eye akan dengan cepat memberi semua informasi relevan, langsung di layar viewfinder kamera. Karena terhubung dengan server yang menganalisis obyek dengan suatau informasi, tentu saja fitur ini membutuhkan koneksi internet.
Timeshift burst
Ini bukanlah fitur yang benar-benar baru. Karena BlackBerry telah lebih dulu mengembangkannya lewat fitur Timeshift. Bedanya, di perangkat BlackBerry 10 Timeshift hanya mengambil lima frame sebelum menekan tombol shutter dan lima frame sesudahnya. Jadi totalnya ada 10. Sedangkan di Xperia Z1, Timeshift burst total mengambil 61 bingkai sebelum dan sesudah menekan tombol rana dengan rentang waktu 2 detik. Selanjutnya, pengguna bisa menggulir ke belakang atau depan untuk memilih foto yang paling bagus. Nah, di sini justru Sony kalah dengan BlackBerry. Karena di BB 10 pengguna tak hanya bisa memilih foto terbaik, tetapi juga wajah dengan tampilan terbaik.
AR Effect
Memotret secara serius untuk mendapatkan foto yang bagus terkadang melelahkan. Ada kalanya Anda butuh fun. Nah di Z1 ini ada fitur seru yaitu AR Effect (Efek Realitas Tertambah). Ketika mengakses mode ini, tiba-tiba di layar kamera muncul animasi lucu. Mulai dari dinosaurus hingga kehidupan laut, tema-tema animasi dapat diubah sesuai keinginan. Yang menarik, animasi tersebut bergerak mengikuti subyek dan bisa diatur posisi maupun jumlahnya. Jadi, jika terlalu banyak ikan di laut, bisa dihapus sebagian.
Kinerja kamera
Kami mencoba menguji kamera dengan memotret pada malam hari. Hasilnya mengagumkan. Gambar terlihat natural dengan white balance yang akurat, detail dan noise yang minim. Kolaborasi antara sensor Exmor RS, sensor cahaya BSI, lensa G dan prosesor BIONZ menyajikan hasil bidikan yang cerah dan mendetail di berbagai suasana, termasuk kondisi cahaya yang cukup menantang.
Begitupun saat memotret obyek kendaraan yang bergerak cepat. Gambar relatif lebih tajam berkat BIONZ yang memiliki Motion Detection sehingga bisa memilih foto dengan shutter speed lebih tinggi untuk menghasilkan gambar bebas kabur ketika objek bergerak. Selain itu, yang tak kalah menarik adalah kemampuan kamera dalam membidik jarak jauh. Padahal lensanya fix tidak ada opsi melakukan zoom optikal. Lensa bisa melakukan perbesaran gambar (zoom) 3 x dengan hasil tetap detail.
SPESIFIKASI
Desain Smartphone full touchscreen
Dimensi 144 x 74 x 8.5 mm
Berat 170 gram
Sistem Operasi Android OS v4.2 Jelly Bean
Jaringan GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
HSDPA 900 / 2100
Sertifikasi IP IP58, dust proof and water resistant over 1 meter and 30 minutes
Chipset Qualcomm MSM8974 Snapdragon 800
CPU Quad-core 2.2 GHz Krait
GPU Adreno 330
Layar
Ukuran 5,0 inchi
Resolusi 1080 x 1920 pixel
Kedalaman warna 16 juta
Density 441 ppi
Jenis TFT capacitive touchscreen
Teknologi Triluminos display, X-Reality Engine
Proteksi Shatter proof and scratch-resistant glass
Memori
RAM 2 GB
Internal storage 16 GB
Slot Eksternal microSD sampai 64GB, hotswap
Konektivitas
Selular HSDPA 42 Mbps; HSUPA 5.8 Mbps; LTE Cat 4 (50 Mbps UL, 150 Mbps DL)
Wi-Fi Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, DLNA, Wi-Fi hotspot Bluetooth Ada, versi 4.0 with A2DP, ANT+ USB microUSB v2.0, usb on the go support NFC Ada
Wi-Fi Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, DLNA, Wi-Fi hotspot Bluetooth Ada, versi 4.0 with A2DP, ANT+ USB microUSB v2.0, usb on the go support NFC Ada
Kamera
Kamera utama 20,7 MP
Resolusi max 5248 x 3936 piksel
Sensor 1/2.3''
Kamera sekunder Ada; 2 MP
LED Flash Ada
Fitur geo-tagging, touch focus, face detection, image stabilization, HDR,
panorama, smile shot, OIS
Video record Ada, 1080p Full HD @ 30 fps
Multimedia
Multimedia player Ada, Music & Video Player
Audio format MP3/eAAC+/WMA/WAV
Video format MP4/H.263/H.264/WMV
Multitasking musik Ya
Music recognition Ada, TrackID
YouTube Ada
FM Radio Ada, mendukung RDS
Audio recorder Ada
Audio jack 3,5mm
Multimedia store Ada, PlayNow
Sound enhancer xLoud, ClearAudio, 3D Surround
Fitur lain
Application store Google Play Store
Navigasi Ada, GPS dengan Google Maps dan dukungan Glonass
PIM Ada, Calendar, Calculator, Alarm
Office application OfficeSuite
File manager Ada, File Browser
Sensor Accelerometer, gyro, proximity, digital compass
Social Network Ada, Google+, Facebook
Voice call Ada
Messaging Ada, SMS, MMS, Email, Googl Talk (Hang Out)
Browser Android Browser, Google Chrome
Battery
Tipe Li-Ion
Kapasitas 3.000 mAh
Standby hingga 880 jam
Talk time hingga 15 jam
COMMENTS