Tak bisa dimungkiri, Instagram kini telah menjadi layanan media sosial yang sangat diminati oleh para netizen. Bahkan popularitasnya telah...
Tak bisa dimungkiri, Instagram kini telah menjadi layanan media sosial yang sangat diminati oleh para netizen. Bahkan popularitasnya telah menggeser Twitter yang lebih dulu eksis. Padahal Instagram hanya berbasis layanan berbagi foto dan video pendek. Ternyata, justru di sinilah keunggulannya. Karena secara naluri, kebanyakan orang lebih menyukai pesan yang berbentuk visual daripada sekadar teks.
Karena semakin ramainya Instagram, maka kualitas fotonya pun bisa beragam dari yang berkualitas tinggi hingga ala kadarnya. Padahal untuk mendapat perhatian lebih dari followers, foto yang biasa-biasa saja tidak akan mencukupi. Kecuali jika Anda adalah seorang selebritis yang memang sudah memiliki basis fans banyak. Sehingga segala aktivitas ingin selalu diketahui.
Nah, bagaimana agar hasil foto-foto yang kita share di Instagram itu bagus? Pada dasarnya sama dengan kaidah yang berlaku di fotografi. Namun, kita bisa mencoba beberapa best practices yang sudah diterapkan oleh beberapa fotografer yang dikenal “seleb” atau memiliki follower banyak. Pengelola Instagram melakukan wawancara dengan beberapa akun terkemuka dan memuatnya di blog resmi. Berikut ini beberapa tips yang bisa menjadi inspirasi kita untuk meningkatkan kualitas foto fantastis.
Belajar Melihat Sesuatu dengan Cara Berbeda
Kita selama ini melihat sekeliling lingkungan mungkin dari dalam bus, kereta, atau sambil berjalan. Segala sesuatunya seolah terlihat sama dan biasa saja. Padahal dengan eksperimen, kita bisa mengolahnya sehingga terlihat berbeda. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Paul Octaviaous, fotografer asal Chicago yang memiliki lebih dari 500 ribu pengikut. Ia sering melakukan eksperimen. Misalnya dengan mengambil foto dari obyek yang sama beberapa kali. “Bagi saya, memotret hal yang sama dari waktu ke waktu membantu saya berkembang sebagai fotografer. Karena membantu saya belajar dan mulai melihat hal-hal yang berbeda,” kata Paul.
Cari Simetris
Setiap fotografer memiliki kecenderungan yang berbeda-beda mengenai gaya berfoto. Pei Ketron, fotografer yang tinggal di San Francisco ini tertarik dengan segala yang simetris. Ketertarikannya bermula ketika membaca buku-buku seni milik ayahnya. Ia terpesona dengan konsep titik hilang dan menyadari dirinya senang untuk mencari garis-garis dan perspektif kemanapun pergi. “Di setiap kota besar, Anda akan melihat sebagian besar garis yang hadir dalam arsitektur di sekeliling Anda. Setelah mengetahui sebuah garis, Andapun melihat semua simetri yang menyertainya. Sebuah gambar yang selaras dan simetris secara sempurna akan terasa seimbang dan tepat.”
Pemilik akun pketron yang memiliki lebih dari 860 ribu follower ini mengungapkan cara untuk memotret foto dengan pemandangan simetri, kita harus memusatkan diri. Pastikan semua baris terlihat lurus dengan sempurna, terutama ketika mau di-crop menjadi kotak.
Photo Walk
Philip Park (@komeda) adalah fotografer yang tinggal di Korea dan kini memiliki lebih dari 342 ribu follower. Awal mula ketertarikannya pada dunia fotografi adalah saat dokter menyuruhnya untuk lebih banyak melakukan aktivitas olahraga. Ia melakukan “photo walk”, berjalan kaki sambil memotret sebagai pengganti waktu gym dan mendapatkan beberapa gambar menakjubkan di lingkungannya. "Meski tidak memiliki banyak waktu secara khusus untuk hunting foto karena kesibukan, namun tiap hari saya berangkat di jalan tepi sungai, dan tempat kerja saya terletak di dekat tempat-tempat indah, seperti sungai, istana, taman kota, dan tempat-tempat lain. Sebagian besar foto-foto saya ambil saat makan siang atau dalam perjalanan rumah, dan kadang-kadang saya melewatkan gym untuk photo walk."
Self-Portrait, Bukan Selfie
Sebagai fotografer sekaligus videographer freelance, Martin Reisch (@safesolvent) selalu memanfaatkan pekerjaannya untuk traveling ke berbagai tempat dan melakukan eksplorasi. Ia secara konstan mencari lokasi baru untuk pemotretan pada berbagai proyek. Ternyata, ia mengandalkan iPhone sebagai perangkat pendukung pekerjaannya.
Alih-alih selfie seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang, Martin lebih memilih self-portrait. Ia mulai membingkai dan menyusun gambar. Menyetel timer 15 detik dan berjalan untuk berpose. Terkadang ia bereksperimen dengan memotret dirinya sejauh mungkin dari kamera. Maka yang dilakukan adalah dengan menyetel timer 30 detik pada aplikasi Camera+, kemudian berlari secepat mungkin hingga mencapai tanda yang telah ditentuian. Untuk mendukung self-portrait, Martin paling suka membawa aksesoris Gorillapod karena memungkinkan untuk memasangkan ponsel ke pohon, tepian, dan apa saja yang bisa ditempelkan. Foto self-portrait menurutnya lebih dari sekedar untuk ditunjukan sebagai ide kepada klien potensial, tetapi merupakan konsep tematik dari waktu ke waktu. Dan menjadikan diri sendiri berada di dalamnya sebagai obyek self-portrait membuat foto menjadi terlihat unik.
Fokus pada komposisi
Komposisi adalah hal mutlak bagi fotografer. Kunci untuk mendapatkan foto yang menyenangkan mata. Hal ini pula yang dipercaya oleh Dan Cole (@dankhole) yang memiliki lebih dari 450 ribu follower. “Saya menghargai komposisi, dan saran saya kepada semua adalah untuk memperhatikan rule of third (aturan pertiga). Saya percaya sesuatu yang inheren itu menyenangkan bagi otak manusia, ketika elemen selaras dengan pertiga. Saya juga merekomendasikan untuk meluruskan foto, karena akan membantu pijakan elemen dan memperkuat hasil foto.”
Mengambil Foto Berkali-kali

Kelebihan kamera digital adalah kita bisa mengambil foto berkali-kali tanpa takut untuk kehabisan film sebagaimana di kamera analog. Terlebih jika memori internal dan eksternal yang dimiliki cukup lapang, maka bisa mengambil foto sebanyak-banyaknya saat sedang memotret. Anthony Danielle, pemilik akun Takingyerphoto mengungkapkan bisa mengambil 30 sampai 50 foto dalam 90 menit saat sedang giat memotret terutama memotret candid. Setelah itu, tiba waktunya untuk menyeleksi. Dari sekian banyak foto, hanya sekitar 4 atau 5 yang dianggap layak tayang dan bangga untuk dipamerkan di Instagram. Foto candid memang sangat mengandalkan momen. Sehingga memotret berkali-kali adalah pilihan. Namun jika sudah terbiasa, maka semakin lama akan mendapatkan style yang terbaik tanpa harus mengambil banyak gambar.
Karena semakin ramainya Instagram, maka kualitas fotonya pun bisa beragam dari yang berkualitas tinggi hingga ala kadarnya. Padahal untuk mendapat perhatian lebih dari followers, foto yang biasa-biasa saja tidak akan mencukupi. Kecuali jika Anda adalah seorang selebritis yang memang sudah memiliki basis fans banyak. Sehingga segala aktivitas ingin selalu diketahui.
Nah, bagaimana agar hasil foto-foto yang kita share di Instagram itu bagus? Pada dasarnya sama dengan kaidah yang berlaku di fotografi. Namun, kita bisa mencoba beberapa best practices yang sudah diterapkan oleh beberapa fotografer yang dikenal “seleb” atau memiliki follower banyak. Pengelola Instagram melakukan wawancara dengan beberapa akun terkemuka dan memuatnya di blog resmi. Berikut ini beberapa tips yang bisa menjadi inspirasi kita untuk meningkatkan kualitas foto fantastis.
Belajar Melihat Sesuatu dengan Cara Berbeda
Kita selama ini melihat sekeliling lingkungan mungkin dari dalam bus, kereta, atau sambil berjalan. Segala sesuatunya seolah terlihat sama dan biasa saja. Padahal dengan eksperimen, kita bisa mengolahnya sehingga terlihat berbeda. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Paul Octaviaous, fotografer asal Chicago yang memiliki lebih dari 500 ribu pengikut. Ia sering melakukan eksperimen. Misalnya dengan mengambil foto dari obyek yang sama beberapa kali. “Bagi saya, memotret hal yang sama dari waktu ke waktu membantu saya berkembang sebagai fotografer. Karena membantu saya belajar dan mulai melihat hal-hal yang berbeda,” kata Paul.
Cari Simetris
Setiap fotografer memiliki kecenderungan yang berbeda-beda mengenai gaya berfoto. Pei Ketron, fotografer yang tinggal di San Francisco ini tertarik dengan segala yang simetris. Ketertarikannya bermula ketika membaca buku-buku seni milik ayahnya. Ia terpesona dengan konsep titik hilang dan menyadari dirinya senang untuk mencari garis-garis dan perspektif kemanapun pergi. “Di setiap kota besar, Anda akan melihat sebagian besar garis yang hadir dalam arsitektur di sekeliling Anda. Setelah mengetahui sebuah garis, Andapun melihat semua simetri yang menyertainya. Sebuah gambar yang selaras dan simetris secara sempurna akan terasa seimbang dan tepat.”
Pemilik akun pketron yang memiliki lebih dari 860 ribu follower ini mengungapkan cara untuk memotret foto dengan pemandangan simetri, kita harus memusatkan diri. Pastikan semua baris terlihat lurus dengan sempurna, terutama ketika mau di-crop menjadi kotak.
Photo Walk
Philip Park (@komeda) adalah fotografer yang tinggal di Korea dan kini memiliki lebih dari 342 ribu follower. Awal mula ketertarikannya pada dunia fotografi adalah saat dokter menyuruhnya untuk lebih banyak melakukan aktivitas olahraga. Ia melakukan “photo walk”, berjalan kaki sambil memotret sebagai pengganti waktu gym dan mendapatkan beberapa gambar menakjubkan di lingkungannya. "Meski tidak memiliki banyak waktu secara khusus untuk hunting foto karena kesibukan, namun tiap hari saya berangkat di jalan tepi sungai, dan tempat kerja saya terletak di dekat tempat-tempat indah, seperti sungai, istana, taman kota, dan tempat-tempat lain. Sebagian besar foto-foto saya ambil saat makan siang atau dalam perjalanan rumah, dan kadang-kadang saya melewatkan gym untuk photo walk."
Self-Portrait, Bukan Selfie
Sebagai fotografer sekaligus videographer freelance, Martin Reisch (@safesolvent) selalu memanfaatkan pekerjaannya untuk traveling ke berbagai tempat dan melakukan eksplorasi. Ia secara konstan mencari lokasi baru untuk pemotretan pada berbagai proyek. Ternyata, ia mengandalkan iPhone sebagai perangkat pendukung pekerjaannya.
Alih-alih selfie seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang, Martin lebih memilih self-portrait. Ia mulai membingkai dan menyusun gambar. Menyetel timer 15 detik dan berjalan untuk berpose. Terkadang ia bereksperimen dengan memotret dirinya sejauh mungkin dari kamera. Maka yang dilakukan adalah dengan menyetel timer 30 detik pada aplikasi Camera+, kemudian berlari secepat mungkin hingga mencapai tanda yang telah ditentuian. Untuk mendukung self-portrait, Martin paling suka membawa aksesoris Gorillapod karena memungkinkan untuk memasangkan ponsel ke pohon, tepian, dan apa saja yang bisa ditempelkan. Foto self-portrait menurutnya lebih dari sekedar untuk ditunjukan sebagai ide kepada klien potensial, tetapi merupakan konsep tematik dari waktu ke waktu. Dan menjadikan diri sendiri berada di dalamnya sebagai obyek self-portrait membuat foto menjadi terlihat unik.
Fokus pada komposisi
Komposisi adalah hal mutlak bagi fotografer. Kunci untuk mendapatkan foto yang menyenangkan mata. Hal ini pula yang dipercaya oleh Dan Cole (@dankhole) yang memiliki lebih dari 450 ribu follower. “Saya menghargai komposisi, dan saran saya kepada semua adalah untuk memperhatikan rule of third (aturan pertiga). Saya percaya sesuatu yang inheren itu menyenangkan bagi otak manusia, ketika elemen selaras dengan pertiga. Saya juga merekomendasikan untuk meluruskan foto, karena akan membantu pijakan elemen dan memperkuat hasil foto.”
Mengambil Foto Berkali-kali


COMMENTS