Berpetualang ke luar angkasa? Selama ini kita hanya bisa berfantasi melalui berbagai film sci-fi seperti di Star Wars dan Star Trek. Namun, ...

Berpetualang ke luar angkasa? Selama ini kita hanya bisa berfantasi melalui berbagai film sci-fi seperti di Star Wars dan Star Trek. Namun, mimpi untuk traveling ke antariksa mungkin akan bisa menjadi kenyataan. Adalah Blue Origin, sebuah perusahaan pengembang teknologi luar angkasa yang dimiliki oleh pendiri situs ecommerce Amazon.com Jeff Bezos.
Pada 22 Januari yang lalu Blue Origin berhasil meluncurkan dan mendaratkan roket suborbital untuk kedua kalinya dalam upaya mengembangkan pendorong yang bisa digunakan lagi. Pengujian pertama adalah pada November 2015 sebagai keberhasilan perdana peluncuran dan pendaratan roket miliknya.
Blue Origin merilis video untuk merayakan keberhasilannya yang mengukir sejarah perjalanan ruang angkasa. Pada uji cobanya, misi roket itu meluncur dari West Texas naik ke langit dan melepaskan kapsul ‘New Shepard’. Setelah naik ke atas 330.000 kaki dan mencapai suborbit, roket kembali ke bumi. Pendaratan roket ini secara vertikal dan itu berlangsung lancar. Kapsul itu kemudian jatuh kembali ke Bumi akibat mesin terbakar yang memperlambatnya. Kapsul itu kemudian mendarat di titik pendaratan sekitar 1,5 meter dari pusat. Menariknya, pendaratan roket New Shepard dilakukan secara horizontal alias berdiri tegak, sama seperti posisi ketika roket itu terbang.
Mereka sebenarnya sudah ingin melakukan uji coba ini pada April lalu, tapi gagal karena sistem hidrolis terganggu. Kemudian mereka memperbaikinya. Untuk mengendalikan pendaratan agar bisa berjalan mulus, Blue Origin membuat sedemikian rupa struktur yang bisa menstabilkan New Shepard di bagian atas bodi. Sirip hidrolik mengarahkannya ke tempat pendaratan, di lokasi yang sama ketika diluncurkan. Mesin roket makin melambat begitu mendekati permukaan tanah. Kemudian 4 kaki untuk mendarat keluar dari roket.
Jeff Bezos mengaku sangat gembira dengan keberhasilan misi tersebut dan ini merupakan hal besar yang selama ini dicari. Bahkan menyebutkan roketnya telah berhasil melampaui apa yang dilakukan SpaceX, roket besutan Elan Musk yang sekaligus pemilik mobil sport elektrik Tesla. Karena menurutnya, bagian tersulit dari pendaratan vertikal dan kemampuan penggunaan roket lagi adalah saat pendaratan akhir. Nah, Blue Origin telah berhasil melalukan proses itu dengan mulus.
Pendaratan secara vertikal memang menjadi salah satu tujuan utama uji coba Blue Origin. Sebab, jika roket bisa terbang dan mendarat dengan selamat, itu bakal merevolusi dunia penerbangan luar angkasa. Kesuksesan misi roket Blue Origin ini digadang-gadang akan membuka misi penerbangan ke antariksa secara signifikan terutama dari segi biaya peluncuran. Karena setiap peluncuran misi ke antariksa tak harus menggunakan roket baru seperti yang selama ini biasa terjadi, tapi tetap bisa menggunakan roket yang sudah ada (reusable). Roket bisa dipakai hingga berkali-kali.
Sebagai kendaraan luar angkasa, roket ini dirancang agar mampu memuat hingga enam orang untuk penerbangan sub-orbital sekitar 100 kilometer ke atas. Para penumpang akan mengapung ringan selama empat menit dengan akses pemandangan Bumi dari ketinggian. Roket reusable bisa menjadi solusi perjalanan luar angkasa yang murah. Walau mungkin tidak murah-murah amat jika dibandingkan dengan ketika kita membeli tiket pesawat. Tapi sensasi yang bakal diperoleh pasti jauh lebih berharga dari sekadar uang yang dikeluarkan. Sebuah petualangan yang benar-benar menakjubkan dan tentunya tak akan terlupakan seumur hidup.
Nah, kapan kita bisa mencobanya? Sabar dulu. Jeff mengatakan pihaknya akan melakukan banyak uji coba sebelum siap untuk mengangkut manusia di dalamnya. Blue Origin akan melakukan berbagai penerbangan yang menantang. Harapannya beberapa tahun dari sekarang, bisa memasukkan manusia di New Shepard dan membawanya ke angkasa.
COMMENTS