Kenapa harus Homok?

Kemarin malam ketika sedang asik dengan Laptop, eh..dikamar sebelah teman-teman sedang tertawa melihat acara Empat Matanya Tukul Arwana. Kar...

Kemarin malam ketika sedang asik dengan Laptop, eh..dikamar sebelah teman-teman sedang tertawa melihat acara Empat Matanya Tukul Arwana. Karena ingin tau apa yang lucu, akhirnya ikut-ikutan kembali ke laptopnya Tukul. Ohh ternyata ada bintang tamu Irfan Hakim sambil membawa ular. Baru saja nonton sudah kepotong iklan, kemudian ketika acara dilanjutkan kembali. Betapa kagetnya saya ketika bintang tamu berikutnya adalah seorang tokoh pendiri organisasi Gay Indonesia, aku lupa namanya siapa. Kemudian Tukul karena sebagai pelawak juga memperagakan sebagai gay. Ditanyai juga tentang bagaimana ciri-ciri gay itu. Kemudian ketika sedang berhomo ria, bagaiamana ciri-ciri gay yang jadi suami dan istrinya. Dan seterusnya. Karena sudah gak respek lagi, habis iklan kembali lagi ke laptopkuh..

Saya pribadi sangat prihatin dengan maraknya acara televisi yang mempertontonkan banci. Terutama adalah acara-acara komedi karena dianggap peran banci bisa memancing tawa pemirsa. Dan memang begitu adanya, pemirsa jadi tertawa ketika melihat Aming, Tessy dan sebagainya yang berperan konyol sebagai banci. Berbagai tontonan yang kita nikmati tersebut tentunya lambat laun akan mempengaruhi jalan pikiran kita yang akhirnya menganggap bahwa banci itu adalah normal, suatu kewajaran. Homo dan lesbian itu adalah lumrah sesuai perkembangan jaman.

Padahal jelas-jelas bahwa perbuatan menyimpang semacam Homo dan Lesbi adalah dosa besar. Tentu pernah baca kisah pada jaman kaum Nabi Luth yang ditemukan pada beberapa bagian surat di Al-Qur’an. Perbuatan yang akan mengakibatkan kehancuran. Selain itu, peran wanita atau banci yang diperankan oleh laki-laki tulen juga termasuk perbuatan yang dilarang. Seorang lelaki tidak boleh menyerupai wanita, begitu juga sebaliknya.

Kapan ya acara hiburan di televisi itu berisi hiburan yang benar-benar mendidik, bukan hiburan yang merusak. Tapi sayangnya, kebanyakan pelaku televisi termasuk pelawak memiliki pemahaman agama yang rendah. Pun kalau memiliki pemahaman agama yang baik, ketika sudah berhadapan dengan uang dan imannya tidak kuat tentu dengan alasan PROFESIONAL akan tetap menjalankan tugasnya. Kebanyakan mereka bilang karena tuntutan pekerjaan yang dituntut profesionalisme. Tapi apakah benar mereka adalah seorang profesional? Saya sendiri meragukan karena mereka hanya profesional terhadap pekerjaan, tapi tidak profesional terhadap diri sendiri. ataukah profesional memang begitu?

Tayangan televisi memang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pemirsanya. tentu kita masih ingat tentang kasus SMACK Down yang mengakibatkan korban jiwa, gaya hidup sinetron yang ditiru oleh kebanyakan remaja dan sebagainya termasuk peran sebagai banci. Yang akhirnya semakin banyak cowok yang feminim berlenggak lenggok seperti cewek, dan cewek yang dengan bangga memakai aksesoris dan bergaya seperti cowok.

Untuk yang masih normal, mari kita syukuri pemberian Alloh ini. Sebagai cowok, mari bersyukur dengan anugerah Alloh menjadi pria yang cakep, gagah berwibawa. Dan Anda yang cewek, syukurilah anugerah Alloh menjadi wanita yang cantik, lembut santun. Karena sering saya mendengar, cewek yang berkata enak ya jadi cowok itu, bisa bebas keluar malam gini gitu. Kenapa harus protes? Kalau direnungkan Semua ada keuntungan dan tantangan sendiri-sendiri. Bersyukur dan Banggalah jadi dirimu sendiri.