WTF : Telepon International Lebih Murah daripada Domestik?

Kalau kita perhatikan, ternyata sistem pentarifan biaya telekomunikasi cukup aneh. Kenapa? Karena tarif telepon ke luar negeri lebih murah d...

Kalau kita perhatikan, ternyata sistem pentarifan biaya telekomunikasi cukup aneh. Kenapa? Karena tarif telepon ke luar negeri lebih murah daripada telepon domestik, bahkan ke sesama operator sekalipun! Hal ini khususnya berlaku untuk pelanggan Indosat lewat 01016 dan Telkomsel lewat bapaknya Telkom 01017. Pelanggan Indosat jika menelepon ke 15 negara lain hanya Rp. 85/6 detik. SimPATI serta keluarga Telkom juga memberikan tariff Rp. 99/6 detik. Itu artinya untuk pelanggan Indosat jika telepon ke luar negeri 1 menit hanya Rp. 850, padahal semua itu membutuhkan biaya interkoneksi. Coba tengok berapa tariff domestik, Mentari telepon ke Indosat GSM kena tariff Rp. 1500/menit, IM3 sesama IM3 Rp. 1.000/menit. Padahal itu baru sesama operator yang notabene tidak perlu pake biaya interkoneksi karena masih dalam satu jaringan (on net). simPATI Telkomsel malah lebih parah lagi, jika telepon ke sesama Telkomsel siang hari interlokal bisa mencapai Rp. 4.000/menit. Itu baru ke sesama operator loh, belum jika ke operator lain. Untungnya, ada XL dan Mobile-8 yang memberikan tariff flat baik domestik maupun internasional. Walaupun memang lebih murah tarifnya SLI 016 Indosat dan SLI 017 Telkom, tapi paling enggak sudah memperbaiki tarif domestiknya juga. Sedangkan yang lain……Ke laut aje.. :P

Sangat aneh menurut saya, kenapa pula begitu jor-joran alias perang tariff memperebutkan kue international call, tapi sama sekali tidak memperbaiki pentarifan nasional. Katanya sih bisa murah itu karena menerapkan teknologi VOIP, tapi kalau untuk ke international saja mau menggunakan solusi VOIP, kenapa kok ke domestik saja yang milik sendiri atau dengan tetangga sebelah gak Mau?Padahal berapa sih jumlah orang yang telpon ke luar negeri jika dibanding dengan telepon domestik. Saya sendiri aja belum pernah sekalipun melakukan panggilan internasional. Atau..memang hanya saya sendiri yang belum pernah ya?hhehee :D

Perbaikan tarif perlu dilakukan Terutama sih oleh dua operator besar tersebut yang memiliki pelanggan terbanyak dan SIALNYA, saya merupakan pelanggan dari salah satu operator yang juga sama-sama dikuasai oleh Temasek Singapura tersebut. Sialnya lagi, tidak ada satupun operator telekomunikasi yang murni dikuasai oleh dalam negeri. Padahal nih..dalam UUD 1945 yang kita pelajari sejak jaman SD kurang lebih sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Telekomunikasi jelas menguasai hajat hidup orang banyak yang bahkan pengeluarannya bisa melebihi kita bayar listrik, air atau bensin. Thailand aja berani menggertak Singapura, masak sih Indonesia gak berani. Thailand mensinyalir kalo pihak Singapura memata-matai atau menyadap data penting Thailand lewat operator telekomunikasi yang dikuasainya di Thailand. Telkom masih mendingan dibanding yang lain, masih dicap sebagai plat merah paling tidak. Tapi pelanggan telepon tetap Telkom berapa? Jauhh banget dibanding dengan pelanggan selular yang mencapai lebih dari 60 juta. Itupun Telkom kemaruk dengan alokasi prefix number dari 02xx sampai 07xx dengan pelanggan hanya jutaan, tapi telepon selular hanya memperoleh alokasi prefix number 08xx dengan pelanggan 60 juta lebih. Sangat kontras plus njomplang tur wagu. Halahh…yowislah…iki mung nggedabruzz wae….Ngarep-arep telekomunikasi sing adil tur merakyat..Mimpi kali ye.. :evil: