Kehidupan di Desa, Kehidupan di Kota

Kota besar di Indonesia seperti Jakarta selalu diidentikkan dengan berbagai masalah seperti macet, padat, pengangguran,gelandangan dan penge...

Kota besar di Indonesia seperti Jakarta selalu diidentikkan dengan berbagai masalah seperti macet, padat, pengangguran,gelandangan dan pengemis (gepeng), PKL, kejahatan, perkampungan kumuh dan berbagai masalah lain yang kompleks. Disamping itu, tentu kota merupakan ladang subur untuk meraup uang, fasilitas yang serba lengkap, tempat bisnis yang strategis dan berbagai peluang lainnya.

Memang, untuk tinggal di kota seperti itu membutuhkan mental dan keberanian yang kuat. Sebelumnya juga harus siap lahir batin atas segala kondisi yang ada. jika tidak, penyakit stress sangat mudah menyerang. Hidup terasa penuh beban tidak bisa menikmati hidup dengan baik.

Berbeda dengan tinggal di desa. Tentu saja tidak akan ada keramaian kendaraan yang lalu lalang. Yang ramai mungkin suara jangkrik, kodok yang bernyanyi. Hidup di desa memang Indah, nyaman, dingin, damai, tentram. Orang orangnya ramah, tidak saling curiga, tidak berkompetisi, saling menolong.

Namun, konsekuensi lain juga ada seperti sinyal telekomunikasi yang lumayan susah seperti di tempat saya. Bagi yang sudah kecanduan ngeblog, ini tentu bisa menjadi masalah besar.


Bagi saya, ngeblog merupakan tempat segalanya ketika di dunia maya. Untungnya saya masih bisa menikmati kehidupan di desa. Tidak memikirkan blog juga asik aja. Apalagi menyempatkan diri bernarsis ria foto gini gitu, males banget. Dibilang hoax karena tanpa screenshot juga gapapa. Peduli amat, Amat aja gak peduli. 

ikut berladang menjadi petani dadakan lebih menyenangkan.

Sekarang, saya harus kembali lagi ke jakarta. Setelah sekian hari menetralkan diri, besok setumpuk tugas yang hampir deadline siap memusingkan kepala. ‘Pecas ndahe,’ kata Ndorokakung. Selain itu, blogging juga menjadi aktivitas buang buang waktu yang menyenangkan.

Selamat jalan Ponorogo, selamat datang Jakarta. Semoga selamat di perjalanan bagi yang hari ini berangkat merantau mencari sesuap nasi dan sekarung permata. Good Luck!

— 

Terminal Purboyo Madiun, 23 Maret 2008.