Heartbleed tiba-tiba muncul sebagai bencana besar di dunia internet. Keamanan data rawan ditembus melalui OpenSSL yang ternyata memiliki cel...
Heartbleed tiba-tiba muncul sebagai bencana besar di dunia internet. Keamanan data rawan ditembus melalui OpenSSL yang ternyata memiliki celah. Diperlukan tindakan antisipasi agar Anda tidak menjadi korban.
Beberapa minggu terakhir ini, jagat internet digegerkan dengan munculnya Heartbleed bug. Akibat lubang keamanan ini, dikabarkan setidaknya 66 persen situs web di seluruh dunia terkena dampaknya. Perlu diketahui, Heartbleed adalah sebuah bug yang ada di dalam kriptografi OpenSSL. Kriptografi digambarkan menyerupai grafik detak jantung pada alat monitoring detak jantung. OpenSSL dikembangkan secara Open Source untuk membantu proses pengamanan protokol di internet dan pertama kali diterapkan pada akhir 1998 silam.
Heartbleed ini tiba-tiba muncul untuk membuka celah agar setiap orang di internet mengakses lalu lintas memori yang berlangsung dari server ke client, begitu pula sebaliknya. Nah, akses dari lalu lintas memori itu bisa memberikan kesempatan kepada hacker agar bisa memperoleh kunci masuk dan mengakses ke dalam sebuah layanan milik pihak lain. Setelah masuk, hacker bisa dengan mudah mengambil berbagai informasi pribadi seperti nama user, kata kunci, data kartu kredit maupun data penting lainnya.
Parahnya, penyedia layanan online yang popular seperti Facebook, Google, Yahoo!, Tumblr dan perusahaan lainnya disebutkan terancam serangan. Memang, sebagian mengaku telah melakukan pembaruan sistem untuk menambal celah. Begitupun platform OpenSSL terbaru yang diklaim telah mendapatkan tambahan pengamanan dan bisa diterapkan secara langsung di layanan dan situs internet.
Tak hanya situs web dan layanannya, perangkat mobile seperti smartphone dan tablet juga disinyalir rawan terjangkit bug ini. Dikutip dari Digital Trends, sistem operasi iOS milik Apple dianggap paling aman dari serangan bug Heartbleed. Karena Apple melihat ada kelemahan dalam OpenSSL di sistem operasi OS X yang dibuat pada Desember 2012. Raksasa teknologi berlogo buah apel ini langsung memperbaikinya dengan menyertakan OpenSSL yang aman dari serangan Heartbleed.
Untuk lebih meningkatkan keamanan, para pengguna internet disarankan untuk mengganti password dari tiap akunnya agar tak lagi rentan serangan Heartbleed. Windows Phone juga diklaim cukup aman karena menurut penjelasan di blog Microsoft Developer Network, implementasi SSL/TLS dalam Windows tidak terkena dampaknya. Windows Phone menggunakan komponen enkripsinya sendiri yang disebut Secure Channel (SKChannel) yang diklaim tidak rentan terhadap Heartbleed. Sementara BlackBerry masih melakukan investigasi terhadap layanan miliknya, Google menyebutkan bahwa semua versi Android tahan terhadap CVE-2014–0160 (Heartbleed) dengan pengecualian terbatas untuk Android 4.1.1.
Meski belum ada kasus yang mengemuka terkait serangan Heartbleed dalam sistem operasi mobile, tetapi vendor smartphone tak mau mengambil risiko sehingga langsung bertindak cepat melakukan investigasi. Begitupun dengan pengguna yang perlu untuk aktif mengecek dan melakukan pencegahan sebagai bentuk antisipasi terhadap serangan Heartbleed. Berikut ini tutorialnya.
1. Install Aplikasi Pendeteksi Heartbleed
Jika memakai smartphone Android, Anda bisa mengunduh aplikasi Heartbleed Detector dari Play Store untuk mengidentifikasi apakah smartphone Anda rawan atau tidak. Jangan langsung mengunduh, karena bisa saja ini tipuan. Anda perlu memperhatikan publishernya dan mengecek aplikasi apa saja yang telah dimiliki. Pilihlah aplikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan security yang kredibel seperti Trend Micro dan Lookout. Setelah diinstall, Anda bisa segera melakukan scanning untuk mengetahui statusnya.
2. Cek Software Update
Software terbaru yang dipakai oleh produsen smartphone memberi andil pada penambalan celah keamanan dari potensi serangan Heartbleed. Bila tak segera menambal celahnya dengan melakukan patch atau pembaruan atas bug, celah data dieksploitasi peretas tentu akan semakin besar. Begitupun jika Anda memiliki situs blog pribadi terutama yang hostingnya mandiri, sebaiknya segera memperbarui sistem keamanan dengan melakukan patch atau update untuk menambal bug.
3. Ganti Password
Perusahaan penyedia layanan internet mungkin saja sudah memperbarui sistem keamanan mereka agar kebal dari serangan Heartbleed. Tetapi, sangat disarankan bila semua pengguna memperbarui password untuk menghindari serangan. Karena hacker yang telah mencuri data masih bisa mengakses data riwayat (history) yang diambil dari penyedia layanan. Semua layanan yang membutuhkan autentikasi — seperti email, jejaring social, chatting, blog, hingga layanan internet banking — disarankan untuk diganti password atau PIN-nya.
4. Mengaplikasikan 2-Step Verification
Jika Anda memakai layanan Google, sebaiknya menerapkan 2-Step Verification sebagai langkah untuk menambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun Google Apps. Sistem ini mengharuskan pengguna memasukkan kode verifikasi selain username dan sandi, saat masuk ke akun. Verifikasi 2 Langkah ini membantu melindungi akun pengguna dari akses yang tidak diotorisasi yang dikelola seseorang untuk mendapatkan password. Bahkan jika sandi diretas, tertebak, atau dicuri, penyerang tidak dapat masuk tanpa akses ke kode verifikasi pengguna, yang hanya bisa didapatkan pengguna melalui ponsel mereka. Untuk menggunakan layanan ini, Anda harus memiliki ponsel yang dapat menerima kode verifikasi baik itu melalui pesan teks (SMS), panggilan telepon, atau smartphone dengan platform Android, BlackBerry, atau iPhone. Karena perangkat tersebut menggunakan aplikasi Google Authenticator untuk membuat kode verifikasi. Selain Google yang sudah beberapa tahun menerapkan metode tersebut, Tumblr pada Maret 2014 yang lalu juga ikut mengembangkan sistem 2-step verification.
5. Pasang Antivirus
Smartphone khususnya yang memakai platform Android cukup rentan terhadap masalah keamanan. Karena sifat sistem operasinya yang terbuka sehingga memungkinkan ekploitasi dari orang jahat. Untuk itu, Anda perlu melakukan antisipasi dengan menginstall aplikasi antivirus. Beberapa vendor terkemuka sudah menyediakan aplikasi untuk Android seperti Norton Symantec, McAfee, AVG, Lookout, Trend Micro dan sebagainya. Aplikasi ini berguna untuk melakukan scanning jika ada malware atau potensi celah keamanan lainnya.
/* ilustrasi foto: animalnewyorkcom
COMMENTS